Mohon tunggu...
Safira Evelyn
Safira Evelyn Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa ilmu komunikasi universitas muhammadiyah yogyakrta

menonton film/drama

Selanjutnya

Tutup

Nature

Membangun Kerajaan Jamur: Kisah Perjalanan Dari Nol Hingga Meraih Omset Ratusan Juta!!!

23 Januari 2025   16:37 Diperbarui: 23 Januari 2025   16:37 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Magelang -- Setiap orang mempunyai kesulitan masing-masing dalam menjalani hidupnya, namun tidak semua orang dapat menjalankan kesulitan yang ada dengan menjadikannya sebuah peluang. Isna Yuliani, merupakan salah satu orang yang menjalani sebuah kesulitan yang sebelumnya dianggap kekurangan, menjadi sebuah peluang. Dengan kondisi buta warna yang dialaminya, Isna sempat merasakan kesulitan dalam melamar pekerjaan yang ia impikan, mengingat banyak perusahaan yang menolak penderita buta warna untuk dipekerjakan.  

Pada Sabtu (14/12/2024), saya sempat melakukan wawancara dengan Isna Yuliani, yang saat ini telah menjadi owner budidaya jamur yang diberi nama "Jamur Borobudur." Saat itu saya sempat menanyakan perihal bagaimana beliau dapat membangun usaha jamur ini. Saat wawancara, Isna Yuliani kerap menjawab setiap pertanyaan yang saya berikan dengan antusias.  "Saya mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan karena buta warna." begitu jelasnya.  

Keingintahuan Isna terhadap pertanian, membawanya dalam suatau usaha budidaya jamur "Awalnya hanya coba-coba, tapi ternyata peluangnya besar," ujarnya. Dari sebuah percobaan, ia mulai serius mendalami bisnis ini ketika melihat potensi dari ketetarikan yang ditekuninya. 

Isna menyadari bahwa ia berada dekat dengan Candi Borobudur, yang notabennya sebagai tempat berwisata orang dari mancanegara. Sehingga, kemudian ia mempertimbangkan terkait aspek wisata dalam usaha ini. Hingga  kemudian, muncullah suatu ide tentang bagaimana jika ia menggabungkan aspek wisata dan usaha tani yang ia jalani. 

"Di daerah sini itu mata pencahariannya rata-rata di pariwisata semua dan waktu itu saya usahanya itu di pertani jamur sama olahan jamur. Itu saya berpikir bagaimana saya bertani jamur tapi masih tetap ikut ke wisatanya. Akhirnya saya berpikir membuat wisata edukasi ini jadi prosesnya ini kita terangkan atau kita jelaskan ke para pengunjung, ternyata respon teman-teman yang di wisata itu baik mereka mau mengarahkan para pengunjungnya untuk ke tempat kami." Ujarnya. 

Dalam wisata edukasi yang dijalaninya, wisatawan dapat pengalaman yang baru, dimana wisatawan bukan hanya bisa melihat proses budidaya jamur dari awal hingga panen, tetapi juga belajar mengolah jamur menjadi makanan lezat. Anak anak hingga dewasa antusias menyaksikan bagaimana media tanam dari serbuk kayu, kapur, dan air diproses hingga menjadi tempat tumbuh jamur. 

"Awal mulanya itu lebih tepatnya tahun 2013 jamur Borobudur memulai usahanya di bidang budidaya jamur jadi kita Memulai membuat media jamurnya terus kemudian jual ke pasar itu jual jamur mentahnya sampai di 2016-2016 kita mulai pengembangan usaha ke olahan jamur waktu itu kita mulai di olahan keripik jamurnya kemudian 2018 kita pengembangan ke wisata edukasinya." Lanjutnya kemudian menjelaskan awal perjalanan dari bisnis yang dijalaninya. 

Sepanjang tahun dari 2013-2024 Isna mengakui bahwa tidak ada bisnis yang berjalan mulus, tentu saja ia pernah mengalami kegagalan. "Saya masih ingat, waktu pertama kali mencoba (membuat keripik jamur), pernah bikin keripik jamur yang gosong dan nggak laku," ujarnya sembari tersenyum, seakan menganggap itu suatu pengalaman yang membekas. 

Dalam kegagalan yang pernah dialaminya, Isna menganggapnya sebagai motivasi, dimana jika ia berhenti sekarang, maka usaha yang telah berjalan dari titik nol pupus, alias sia-sia saja. Maka dari itu, Isna terus melakukan trial and error untuk menemukan uatu keberhasilan. 

Dalam melakukan trial dan error tersebut, Isna tentu saja melakukan pembelajaran dari mana saja, seperti misalnya belajar melalui Youtube, Google, hingga pengalaman orang-orang yang ia kenal. Selanjutnya, Isna menjelaskan terkiat proses pembuatan jamur yang membutuhkan bahan-bahan seperti bubuk kayu, kampur dan air yang dicampur dengan baik. "Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kontaminasi jamur liar." Proses budidaya jamur melibatkan beberapa tahapan yang dimulai dari pengukusan hingga penanaman bibit. Setiap langkah harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan pertumbuhan jamur yang optimal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun