Mohon tunggu...
Safira Ayu Widyani
Safira Ayu Widyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Suka travelling dan belanja. Punya small businesses yang InshaAllah mendunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerajinan Bambu oleh Dusun Brajan

29 November 2021   12:30 Diperbarui: 29 November 2021   12:46 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Usaha Kerajinan Bambu sudah tidak asing lagi terdengar, seperti hanya dari sekedar kata Bambu. Namun di lingkungan Dusun Brajan usaha tersebut sangat mendominasi bahkan satu desa mengembangkannya menjadi "Desa Wisata Kerajinan Bambu", selain itu modal yang dikeluarkan tidak menguras kantong bahkan hasil yang didapat lumayan menguntungkan. 

Tumbuhan Bambu pun banyak tumbuh subur disana, juga dengan harga murah jika beli bambunya saja, tetapi banyak juga yang sudah menanam sendiri di kebun mereka masing masing. Perawatannya sangat mudah dan tidak banyak memakan tempat. Hanya saja kelemahan dari tumbuhan bambu adalah proses tumbuhnya. 

Pelaku bisnis usaha kerajinan bambu ini yaitu penduduk asli dari daerah sana, tidak ada pioneer tetapi ada satu warga yang menjadi panutan di desa tersebut. Salah satu warga disana yang pertama kali membuat kerajinan bambu yang sekarang sudah ditiru dan dicontoh oleh tetangganya hingga sekarang berkembang menjadi Desa Wisata Kerajinan Bambu.

Ia sampai bisa ekspor ke luar negeri bahkan beberapa warga malah menjual hasilnya ke tempat itu. Enaknya hidup di lingkungan pedesaan yaitu masih terjalin kekeluargaan dan kerukunan yang erat, tidak ada persaingan yang ketat dilingkungan ini.

Untuk proses produksinya masih menggunakan alat -- alat tradisional yaitu pisau, sabit, cangkul, gergaji, dsb. Tetapi dalam proses transaksinya menggunakan kendaraan terbuka seperti pick up dan truck untuk proses distribusi. Ada beberapa yang membuka home store dan galeri hasil kerajinan tangannya, beberapa menjualnya secara online dan ada yang sudah memiliki langganan untuk di ekspor ke luar negeri. 

Komoditi kerajinan bambu tergolong sekunder, karena usaha ini menjadi sampingan masyarakat desa, apalagi dalam situasi pandemi saat ini banyaknya PHK massal yang berdampak pada masyarakat kecil seperti warga pedesaan. 

Banyak remaja usia 30an kebawah yang memutar otak untuk memilih belajar membuat atau mengolah kerajinan yang terbuat dari bambu ini. Karena proses pengolahannya yang mudah dan tidak membutuhkan waktu ataupun tenaga ekstra. Kuncinya hanya teliti dan tekun. 

Usulan atau pendapat saya terhadap perkembangan bisnis yang berlangsung di Dusun Brajan dan sekitarnya yaitu harus lebih berinovasi dan kreatifitas, jangan hanya menggantungkan pada model kerajinan yang sudah ada. Mengexplore wawasan serta peralatan yang digunakan karena teknologi yang digunakan masih sangat tradisional. 

Hal itu menjadi hambatan dalam proses pembuatan kerajinan. Pendapat saya yaitu perbanyak pelatihan seputar kerajinan kerajinan dengan mengundang pengrajin pengrajin yang sudah sukses, apalagi di era millennial saat ini jika kita tertinggal sedetik saja bisa berasa seperti kuno atau ketinggalan jaman. 

Maka dari itu tingkatkan ekspor dengan cara meningkatkan kualitas produk. Perbanyak inovasi dengan membuat kerajinan baru. Kembangkan kerajinan bambu melalui media sosial. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun