Mohon tunggu...
Safira Ahda Fadlina
Safira Ahda Fadlina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sosiologi Agama

Sama-sama belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peluang Berkarir pada Mahasiswa Sosiologi Agama

14 Januari 2021   18:10 Diperbarui: 11 Februari 2021   22:19 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jika berbicara mengenai definisi sosiologi agama, maka ada beberapa hal lain di antaranya adalah mengenai pengertian sosiologi, dan agama. Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetauan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seumum-umumnya. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku sosial ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan symbol-simbol interaksi. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, pereturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah, terhadap tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayaan atau seperangkat nilai yang menimbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.

Sosiologi agama adalah cabang ilmu sosiologi yang mempelajari peran, sejarah, perkembangan dan tema universal dari agama di dalam masyarakat. Sosiologi agama mengkaji tentang kehidupan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat sebagai penggambaran dari keagamaan. Pendekatan sosiologi agama cenderung menggunakan kelebihan dan kekurangan pada suatu agama sebagai objek kajian. Objek kajian utama dalam sosiologi agama ialah hubungan antarindividu dan antarkelompok di dalam organisasi keagamaan serta hubungan antara suatu organisasi keagamaan dengan organisasi keagamaan lainnya. Dalam sosiologi agama, keyakinan kerohanian merupakan struktur sosial yang menciptakan integrasi sosial pada individu-individu di dalam masyarakat. 

Sepanjang sejarah, peran agama di seluruh masyarakat memiliki penekanan tertentu. Sosiologi agama tidak menilai kebenaran kepercayaan agama, sehingga berbeda dari filsafat agama. Selain itu, proses membandingkan dogma yang saling bertentangan membutuhkan ateisme metodologis yang melekat. Ada beberapa hal yang membuat calon mahasiswa menentukan pilihannya pada Program Studi Sosiologi Agama, diantaranya karena menyukai ilmu, ingin menjadi peneliti, dan guru Sosiologi Agama serta peluang pekerjaan lainnya.

Kebanyakan mahasiswa memilih Prodi ini karena mereka menyukai pelajaran Sosiologi sejak di bangku SMA atau MA, ada yang ingin menjadi peneliti dalam bidang Sosiologi Agama, guru Sosiologi, dan lapangan pekerjaan lain. Program Studi Sosiologi Agama sebagai disiplin keilmuan baru dalam dunia akademik, sudah ada di 15 PTKIN yang tersebar di seluruh Indonesia. Tiap tahunnya, mahasiswa dari program studi ini semakin bertambah banyak. Hal ini disebabkan antara lain oleh lulusannya yang langsung siap terjun di masyarakat, terutama dalam dunia kerja. Lantas, apa saja peluang kerja yang dimiliki oleh program studi ini?

Karya tulis ini saya susun sedemikian rupa untuk membuka pemahaman baru bagi lulusan Sosiologi Agama mau menjadi apa, mau berkarir sebagai apa. Selain itu, tema ini relevan dengan realitas yang hari ini banyak menjadi perbincangan, khususnya tentang bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Bonus demografi ini seperti pisau bermata dua. Di satu sisi sangat menguntungkan, karena ketersediaan tenaga kerja melimpah dari semua keahlian dan disiplin ilmu. Tapi di sisi lain, bonus demografi ini menuntut banyak pihak untuk membuka peluang.

Terutama lulusan akademisi untuk lebih kreatif, inovatif, dan siap berkompetisi dengan lulusan lainnya.  Setiap tempat usaha, pasti memiliki Corporate Social Responsbility (CSR) yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial. Apa yang dikerjakan di Corporate Social Responsbility (CSR) ini memang sesuai dengan Program Studi Sosiologi Agama. Hal ini karena kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan semuanya sudah dipelajari di bangku perkuliahan. Selain itu, kegiatannya juga sejalan dengan harapan lulusan dari Program Studi Sosiologi Agama, yakni sebagai pemberdaya masyarakat, di samping menjadi peneliti dan akademisi.

Sudah banyak alumni Sosiologi Agama yang sukses dalam pekerjaannya dengan jabatan keren. Seperti terjun ke arena legislatif, baik pusat maupun daerah. Banyak pula yang jadi dosen dan mendirikan LSM, Peneliti, Asisten Peneliti, Pengajar, Jurnalis, Staf Kementrian, Instansi Pemerintah, Lembaga Survei, Praktisi. Belum lagi yang menjadi pengusaha. Hal yang perlu dilakukan setelah lulus adalah terus berpacu mencoba berbagai kemungkinan yang bisa dikembangkan sesuai passion masing-masing, dan memupuk percaya diri bahwa semua bisa dilakukan, serta tidak patah semangat sebelum mencoba.

Suatu hal yang perlu dipahami juga bahwa segala ide harus segera dilakukan bukan hanya menumpuk dalam pikiran. Kalau itu bisa dilakukan pastilah akan dipetik kesuksesan pada waktunya. Lulusan Sarjana Sosiologi Agama tidak terbatas kariernya hanya menjadi pengajar, tapi lebih leluasa dalam segala bidang pekerjaan dan bisa berkarier lebih tinggi apabila mau terus mengasah soft skill yang sesungguhnya tidak terbatas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun