Mohon tunggu...
Safira Anindia
Safira Anindia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo semua perkenalkan aku Safira Anindia Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, prodi S1 Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mpox: Peran Masyarakat, Pemerintah, dan Tenaga Kesehatan

30 September 2024   09:12 Diperbarui: 30 September 2024   09:17 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SAFIRA ANINDIA WIDYASARI / 191241060

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

            Penyakit cacar monyet atau yang lebih dikenal dengan monkeypox yaitu salah satu penyakit zoonosis, atau suatu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Agen penyebab cacar monyet adalah virus monkeypox. Hewan yang terinfeksi penyakit dan dapat menularkan ke manusia umumnya hewan pengerat seperti tikus dan hewan primata seperti monyet. Dari manusia ke manusia lain juga dapat menular jika kontak langsung dengan tubuh orang terinfeksi termasuk kontak dengan ruam dan bintik merah, kontak dengan cairan seperti droplets dan air kencing atau darah, juga seorang wanita hamil yang terpapar bisa menularkan penyakit ke janin maupun calon bayinya.

            Penyakit yang sebenarnya sudah ada sejak lama namun kasusnya yang sudah sangat jarang ditemukan dari awal kemunculannya dan sekarang kembali lagi hingga membuat sejumlah masyarakat khawatir akan hal itu. Data dari tahun 2022-2024 di Indonesia telah dilaporkan ada sebanyak 88 kasus dengan tingkat keparahan penyakit berbeda. Pada umumnya gejala mpox ringan dan dapat sembuh sendiri selama beberapa minggu, namun ada beberapa kasus terdapat kondisi yang menyebabkan komplikasi serius terutama pada seseorang yang rentan (anak-anak, ibu hamil, dan penderita sistem imun).

            Gejala cacar monyet secara umum hampir sama dengan gejala cacar air. Gejala mpox mulai muncul setelah 1-21 hari setelah terpapar virus. Gejala yang paling banyak dikeluhkan adalah demam, ruam merah di kulit yang berisi cairan atau nanah, sakit kepala, pegal-pegal, sakit tenggorokan, nyeri punggung, merasa lebih lemas. Selain itu gejala yang menjadi penanda penyakit ini adalah pembengkakan kelenjar getah bening, di leher, ketiak, dan selangkangan. Berbagai gejala tersebut umumnya akan bertahan selama 2-4 minggu, bahkan lebih lama tergantung kekebalan tubuh masing-masing individu.

            Penyakit mpox mungkin saat ini belum menjadi wabah atau pandemi global seperti Covid-19, namun melihat dari cara penyebarannya yang mudah, sangat dikhawatirkan menjadi suatu wabah global. Jika sudah banyak yang terpapar atau ditetapkan menjadi suatu wabah global maka dampak yang terjadi tidak hanya pada seseorang yang terpapar itu sendiri, namun juga terdapat banyak sektor yang dirugikan. Berkaca dari kasus Covid-19 banyak sekali sektor yang dirugikan seperti sektor kesehatan dimana banyak tenaga kesehatan yang sudah tidak mampu menangani pasien, juga dari sektor ekonomi yang lemah yang dirasakan oleh semua masyarakat, juga pemerintah yang kuwalahan menangani upaya-upaya kuratif untuk penyakit Covid-19.

            Peran yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian penyakit mpox adalah yang pertama mencari tahu dan memahami apa penyakit mpox itu dan tidak menyebarkan berita yang salah mengenai penyakit ini baik hanya melalui omongan atau bahkan menyebarkannya di sosial media. Yang kedua yaitu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yang terakhir adalah bersedia di vaksinasi, karena dengan vaksin akan mengurangi efek yang ditimbulkan oleh virus tersebut.

            Peran pemerintah yang dapat dilakukan yaitu menentukan kebijakan tentang pengendalian mpox, memantau kasus dengan efektif dan cepat mendeteksi jika ada kasus baru dan memastikan tersedianya fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang diperlukan. Peran tenaga kesehatan yaitu deteksi dini dengan memberikan diagnosis yang tepat pada pasien yang dicurigai terkena mpox, dan memberikan edukasi tentang pencegahan penyakit mpox. Upaya promotif dan preventif sangat diperlukan daripada upaya kuratif maka dari itu pencegahan dan pengendalian penyakit ini diperlukan kerjasama yang erat antara masyarakat, pemerintah dan tenaga kesehatan.

KATA KUNCI: Hewan, Mpox, Penyakit

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun