Kampung Cikoneng adalah salah satu dari tiga kampung besar yang berada di lahan perkebunan teh dan kawasan wisata The Ciliwung Tea Estate Est. 1907 yang berada di bawah pengelolaan PT SSBP dan Pemdes Tugu Utara, Kab. Bogor. Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai pemetik teh dan petani kopi arabika.
Akses masuk ke dalam Kp. Cikoneng cukup sulit dengan kondisi jalan yang berbatu sejauh 4 km dari pintu pos The Ciliwung Tea Estate Est. 1907 yang berada di Jalan Raya Puncak. Jalan ini hanya cukup dilewati kendaraan mobil satu arah saja sehingga membuat wilayah ini cukup terisolasi dari dunia luar.
Untuk membeli kebutuhan pangan, masyarakat Kp. Cikoneng harus menempuh jarak lebih dari 10 km untuk mencapai pasar terdekat, yakni Pasar Cisarua dan Pasar Cipanas yang berada di Kab. Cianjur. Akibat keterbatasan tersebut, ibu-ibu Kp. Cikoneng hanya pergi ke pasar satu minggu sekali atau bahkan hanya saat periode gajian saja secara bersama-sama atau kolektif. Itu pun tergantung dengan kendaraan yang tersedia.
Dengan kondisi akses transportasi yang sulit dan jarak yang cukup jauh untuk menuju pasar. Maka diperlukan upaya dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat Kp. Cikoneng. Solusinya adalah dengan meningkatkan kemandirian pangan di masyarakat. Oleh karena itu, demi mendukung kemandirian pangan masyarakat. Mahasiswa KKNT Inovasi IPB 2023 mengadakan sosialisasi program "POTKOBU" atau Pot Komunal Bumbu. Program ini dilaksanakan dengan menggandeng para ibu-ibu Kp. Cikoneng.
Ibu-ibu yang hadir diajak untuk menanam berbagai tanaman bumbu dalam satu pot atau polybag. Tanaman bumbu yang bisa ditanam tersebut antara lain seperti jahe, kunyit, kencur, serai, cabai, dll.
Dengan adanya POTKOBU ini diharapkan masyarakat Kp. Cikoneng bisa secara mandiri menghasilkan bahan-bahan pangan seperti bumbu-bumbu dapur. Sehingga tidak lagi harus jauh-jauh pergi ke pasar. Selain itu, masyarakat juga bisa lebih menghemat pengeluarannya dengan tidak lagi membeli bumbu-bumbu dapur di pasar. Jika hasilnya melebihi kebutuhan, maka dapat dijual sehingga bisa menambah pemasukan keluarga.
"Sebagai ibu rumah tangga, tentu saya seneng dan dukung program ini. Kadang-kadang saya suka pusing sendiri kalo bahan masakan di dapur habis, sedangkan jarak Pasar Cipanas aja jauh banget dan gak bisa pergi ngedadak. Kedepannya mungkin saya mau nyoba untuk menanam lagi jenis tanaman pangan lainnya yang dibutuhkan untuk memasak" ujar Ibu Okoy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H