Mohon tunggu...
Safira Malihanita
Safira Malihanita Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Minat dan Kegemaran dalam bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Kampus Mengajar Melakukan Sosialisasi dan Pelantikan Duta Anti-Bullying di SDN Carangan

16 Juni 2024   09:21 Diperbarui: 16 Juni 2024   09:34 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi dan Pelantikan Duta Anti-Bullying/dokpri

Surakarta 7 Mei 2024~ Saat ini, perundungan atau bullying menjadi topik yang sedang tren dan mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan. Menurut penulis buku Bullying in Schools, Dan Olweus, bullying dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu (1) intimidasi langsung, yang terdiri dari ancaman fisik atau verbal, dan (2) intimidasi tidak langsung, yang terdiri dari isolasi sosial. Bentuk perundungan fisik seperti memukul, mencubit, menampar, dan mencambuk Tidak hanya penindasan verbal seperti menghina, bergosip, dan mengejek, tetapi juga psikologis seperti ancaman, meremehkan, dan diskriminasi. Ironisnya, bahkan para guru sendiri menganggap intimidasi di lingkungan pendidikan sebagai hal yang normal dan bukan masalah. Bullying dianggap hanya sebagai bagian dari permainan anak-anak, tetapi dampak bullying sendiri sangat besar pada kesehatan mental anak. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman guru tentang bullying.

Sekolah seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak selain di rumah. Namun, berita yang beredar menunjukkan adanya sejumlah oknum di sekolah yang melakukan tindakan tidak terpuji, seperti penyalahgunaan kekuasaan dan perundungan verbal. Kasus terbaru bahkan melaporkan seorang siswa SD meninggal dunia setelah di-sliding oleh temannya, padahal anak tersebut sedang menderita kanker tulang. Kejadian ini sangat memprihatinkan. Semua pihak harus bekerja sama dan meningkatkan perhatian agar sekolah kembali menjadi tempat yang aman bagi siswa. Sekolah ramah anak adalah impian bagi seluruh warga sekolah. 

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak terjadi kasus bullying di sekolah maupun di luar sekolah. Kasus bullying sendiri banyak terjadi dikalangan anak-anak dan tidak mengenal batas usia. Tujuan dari adanya duta anti-bullying ini adalah untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah bullying, mengajarkan mereka bagaimana mengidentifikasi tindakan bullying dan memberi mereka keterampilan dan strategi untuk menghadapinya. Melalui duta anti-bullying, kita dapat mengajarkan kepada anakanak bahwa bullying adalah tindakan yang tidak benar dan tidak dapat diterima. Selain itu, agar anak-anak dapat memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk diperlakukan dengan hormat dan tidak boleh disakiti secara fisik maupun secara verbal. Adanya duta anti-bullying juga diharapkan dapat mengurangi kasus perundungan verbal yang tejadi di sekolah dasar. Setiap anak yang terpilih menjadi duta anti-bullying diberikan pemahaman mengenai peran mereka dalam mencegah dan menghentikan bullying. Mereka diajarkan untuk menjadi saksi yang bertanggung jawab dalam melaporkan kejadian bullying yang terjadi di setiap kelasnya kepada orang dewasa.

Pada observasi awal, kami, mahasiswa Kampus Mengajar Batch 7 yang mendapati sekolah penugasan di SDN Carangan, melihat adanya tindakan bullying yang terjadi di sekolah tersebut. Tindakan tersebut kami dapati saat peserta didik melakukan tindak bullying secara verbal kepada teman sebayanya yang belum bisa membaca dan menulis. Tidak hanya saat pembelajaran berlangsung, diluar pembelajaran peserta didik juga melakukan tindakan bullying secara fisik. Dengan kondisi lingkungan sosial yang seperti itu, melatarbelakangi tim peneliti untuk membuat program Duta Anti-Bullying. Harapannya kasus perundungan yang terjadi di Sekolah penugasan tersebut dapat teratasi. 

Terdapat 5 orang mahasiswa S1 dari berbagai Universitas Negeri maupun Swasta yang menjadi tim peneliti ini. Diantaranya 2 mahasiswa dari UNS yaitu Safira Malihanita-S1 PGSD Surakarta dan Nova Reonald A.-S1 Pendidikan Kewarganegaraan. Tiga mahasiswa lain berasal dari mahasiswa UNY yaitu Ridho Setia S. -S1 Pendidikan Bahasa Inggris, mahasiswa UTP yaitu Wahyu Purbo N.H. -S1 PJKR dan mahasiswa UMS yaitu Yusuf Hafizh Z. -S1 Pendidikan Bahasa Inggris. 

 Terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini, antara lain:


1. diharapkan dapat membantu guru atau orang tua dalam mengawasi anak di lingkungan nya, 

sebagai bahan penelitian tindak lanjut 

2. mengenali ciri ciri perilaku bullying 

3. mengetahui perilaku bullying

4. mengatasi atau memberi pengajaran kepada perilaku bullying, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun