Mohon tunggu...
Safinatun Naja Akaleva
Safinatun Naja Akaleva Mohon Tunggu... -

Lahir di Ukraina, tapi tanah airku Indonesia. Mahasiswa Tingkat Akhir, Suka Menulis Tentang Apa Saja. Mari Belajar Tentang Banyak Hal, Jangan Batasi Ilmu di Ruang Sempit Fakultas.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tahun 2029 Jakarta Macet Total, Cagub Bisa Apa?

3 Oktober 2016   08:38 Diperbarui: 3 Oktober 2016   08:48 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemacetan yang jadi santapan harian di Ibu Kota (sumber : papasemar.com)

Macet solah sudah menjadi sangat identik dengan Jakarta. Citra sebagai kota yang penuh dengan kendaraan, tak bisa dilepaskan dari Ibu Kota. Dengan rasio pertumbuhan kendaraan dan pertambahan jalan yang timpang, Jakarta bahkan diperkirakan akan mampet alias macet total pada tahun 2029. 

Cukup hanya 15% saja kendaraan di Jakarta yang turun ke jalan, sudah bisa menimbulkan kemacetan. Bisa dibayangkan bagaimana jika seluruhnya mengaspal bersamaan.

Mengacu pada data Dinas Perhubungan, pergerakan orang yang menggunakan angkutan ke Jakarta di tahun 2010 lebih kurang 21,9 juta orang per hari. Tahun 2015 lebih kurang 47,5 juta orang per hari yang hilir mudik di jalanan Ibu Kota. Ini artinya ada kenaikan lebih dari 100 persen setiap tahun.

Pemerintah sendiri telah melakukan banyak upaya untuk menghentikan laju kemacetan Ibu Kota. Terutama pembenahan dari aspek transportasi massal. Misalnya Busway atau Trans Jakarta yang digagas di era Gubernur Sutiyoso. Ada pula Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) yang saat ini proyeknya tengah berjalan.

Bicara soal untung rugi, semua pihak harus menanggung konsekuensi kerugian dari problem kemacetan. Termasuk pihak swasta. Selain pemerintah, swasta juga mesti berperan dalam mengurai kemacetan ibu kota.

Di sektor property misalnya, sudah saatnya swasta membangun proyek mereka dengan mengedepankan akses transportasi publik sebagai jualan utama di luar value-value lain yang ditawarkan untuk strategi marketing. Kecenderungan ke arah ini sebetulnya sudah terlihat. Beberapa proyek properti di pinggiran Jakarta, mulai menjadikan LRT, MRT dan Transjakarta sebagai selling point.

Konsep superblok yang terintegrasi dengan transportasi publik semakin marak dan diminati (sumber : podomorogolfview.com)
Konsep superblok yang terintegrasi dengan transportasi publik semakin marak dan diminati (sumber : podomorogolfview.com)

Sebutlah misalnya Podomoro Golf View yang dibangun di Depok. Dalam berbagai iklan yang mereka publikasikan, akses ke sistem transportasi publik LRT jadi satu alasan mengapa investasi di proyek superblok tersebut bernilai lebih. Apalagi apartemen Podomoro Golf View ini menyasar menengah bawah dengan harga mulai dari 198 juta. Sehingga ada relevansi antara segmen pasar yang dituju dengan kebutuhan penggunaan tranpsortasi umum.

Upaya mengurai kemacetan oleh pihak swasta ini sebetulnya juga sudah berjalan di pusat-pusat aktivitas Jakarta. Beberapa superblok hadir dan menggabungkan residential, office, commercial, shopping dan bahkan dengan hiburan. Misalnya ada Kalibata City, Kuningan City atau Podomoro City. Proyek-proyek tersebut didevelope oleh Agung Podomoro Land yang memang dikenal jenius dalam merancang kawasan.

Curitiba di Brasil salah satu kota yag sering dijadikan contoh sukses dan rujukan membangun sistem transportasi massal terintegrasi. (sumber : bustle.com)
Curitiba di Brasil salah satu kota yag sering dijadikan contoh sukses dan rujukan membangun sistem transportasi massal terintegrasi. (sumber : bustle.com)

Keterpaduan ini membuat penghuni di kawasan tersebut tak perlu keluar kawasan untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka. Mulai dari kebutuhan tempat tinggal, perkantoran, belanja, hingga liburan semua tersedia di satu kawasan yang bisa ditempuh tanpa keluar ke jalanan Ibu Kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun