Mohon tunggu...
Safinatun Naja Akaleva
Safinatun Naja Akaleva Mohon Tunggu... -

Lahir di Ukraina, tapi tanah airku Indonesia. Mahasiswa Tingkat Akhir, Suka Menulis Tentang Apa Saja. Mari Belajar Tentang Banyak Hal, Jangan Batasi Ilmu di Ruang Sempit Fakultas.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Konspirasi di Balik Perampokan Taksi

5 Januari 2015   16:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:47 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14204232781252421704

[caption id="attachment_388609" align="aligncenter" width="262" caption="(Sumber Foto Financedetik.com)"][/caption]

Dalam dunia bisnis, ada kredo yang harus selalu dipegang. Yaitu “never lose sight of the competition”, jangan pernah melupakan kompetisi. Perusahaan sebesar dan sedigdaya apapun, sekokoh apapun mendominasi pasar, walau sedang berada di posisi puncak sebagai market leader, harus tetap menyadari bahwa dalam dunia bisnis selalu ada kompetisi. Kompetitor mutlak adanya. Lengah sedikit saja, maka kompetitor siap menyalip.

Kompetisi dalam berbisnis tentu saja harus dijalani dengan cara-cara yang fair, sehat dan bermartabat. Curan dalam bersaing hanya akan mengancurkan reputasi, merusak merek dan meluturkan kepercayaan konsumen. Praktik culas melakukan pembunuhan karakter (character assassination) pada kompetitor, hanya akan menghilangkan respek dan menurunkan wibawa brand yang kita bangun.

Dalam hal ini, menarik mengkuti perkembangan persaingan antara taksi Express dan Blue Bird yang bahkan telah menyerempet ke ranah hukum/kriminial. Seperti diketahui, sebulan yang lalu terjadi sebuah perampokan di dalam “taksi putih” menggunakan logo Express yang belakangan diketahui merupakan taksi yang sengaja dipalsukan. Ini terungkap dari pengakuan pelaku dan konferensi pers yang dilakukan pihak Express, bahwa “taksi” palsu dengan bodi bernomor DP-1805 tersebut merupakan taksi curian.

Yang sangat mengagetkan, ternyata pelaku perampokan merupakan sopir Blue Bird yang masih aktif. Fakta ini diamini oleh pihak Blue Bird sendiri (beritanya : http://megapolitan.kompas.com/read/2014/12/09/15453041/Benarkan.Sopirnya.Jadi.Tersangka.Perampokan.Blue.Bird.Bantah.Terlibat). Dari sini, muncul berbagai dugaan yang menyerempet ke kompetisi kedua perusahaan. Yakni perihal persaingan tidak sehat antara Ttaksi Express vs Blue Bird. Selentingan liar, bahkan menduga-duga jika Blue Bird sengaja melakukan operasi untuk merusak nama Express. Termasuk merekayasa atau melakukan konspirasi brand assassination dengan mengesankan seolah-olah taksi Express tidak aman. Ini dikaitkan dengan pesatnya pertumbuhan Express tiga tahun terakhir.

Kecurigaan itu, tentu saja harus dibuktikan di ranah hukum. Master mind dari pelaku perampokan di dalam taksi harus diungkap. Namun jika betul ada “konspirasi” dalam kasus perampokan menggunakan taksi putih yang kemudian berupaya dituding-opinikan kepada salah satu brand taksi, maka kompetitor yang merekayasa dan berada di balik kasus ini betul-betul menerapkan kredo “never lose sight of the competition” secara gegabah.

Sangat disayangkan bila kompetisi bisnis dimenangi dengan cara-cara culas, tak elegan dan merugikan masyarakat. Ketika tensi persaingan bisnis yang ketat, mutlak diperlukan hadirnya penegakan hukum yang tak pandang bulu. Sudah tepat, dalam kasus perampokan menggunakan taksi putih, polisi bergerak cepat menangkap beberapa orang pelaku. Langkah selanjutnya yang dibutuhkan adalah melakukan investigasi untuk menguak siapa dalang di balik kasus kriminal tersebut, agar kecurigaan dan persaingan tidak sehat Express vs Blue Bird tidak kian memanas.

Kasus perampokan di dalam taksi yang kemudian terungkap pelakunya merupakan sopir aktif di Blue Bird namun menggunakan taksi palsu berlabel Ekspress, memperkeruh persaingan kedua perusahaan. Baik Blue Bird maupun Ekspress, sebetulnya sama-sama rugi karena brand mereka berdua turut terkoyak oleh perampokan tersebut.

Tapi menurut saya, Blue Bird bisa jadi pihak paling nelangsa. Sebab Blue Bird bisa menangguk tudingan tidak gentle dalam bersaing akibat adanya opini yang berkembang bahwa Blue Bird sengaja menghancurkan citra kompetitor dengan merekayasa kasus tersebut. Apalagi berdasar keterangan resmi dari polisi, publik sudah tau jika ternyata sopir taksi Blue Bird yang melakukan aksi perampokan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun