Literasi keuangan menjadi salah satu kemampuan yang penting dimana ini harus dimiliki oleh semua generasi terutama generasi muda. kenapa? karena di era digital yang menawarkan kemudahan akses terhadap berbagai platform keuangan dapat menimbulkan mereka terjebak dalam perilaku konsumtif karena masih banyak yang belum memahami cara mengelola uang saku secara bijak. Fenomena ini menjadi perhatian tim mahasiswa Universitas Pamulang dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan d SMA Cendrawasih 2.
Program tersebut digagas oleh empat mahasiswa, yang terdiri dari Qori Nur Anggraini, Reni Shellia, Safinatun Khasanah dan Tasniyatul Qoriah, dengan bimbingan dari dosen pembimbing Ibu Siti Hanah, SE, MM. Kegiatan tersebut di laksanakan pada  24 Oktober 2024 yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai pengelolaan keuangan pribadi, khususnya uang saku. Melalui pendekatan edukasi interaktif program ini melibatkan sebanyak 30 siswa dari kelas XII IPS, ini memberikan pembekalan tentang pentingnya menabung, investasi dan pengelolaan pengeluaran sehari-hari.
Tantangan perilaku konsumtif di kalangan remaja terutama pelajar sebelum program dilakukan, survei menunjukan jika sebagian besar siswa cenderung menghabiskan uang saku mereka untuk kebutuhan sekunder atau tersier, seperti membeli barang tidak esensial atau hanya mengikuti tren. Hanya 56,7% siswa yang memiliki pemahaman dasar tentang literasi keuangan. Situasi mencerminkan rendahnya kesadaran siswa terhadap pentingnya perencanaan keuangan.
Program ini dirancang menggunakan metode edukasi interaktif, seperti diskusi terkait studi kasus, selain itu siswa juga diberikan survei pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan pemahaman mereka. Hasilnya sebanyak 80% siswa mulai mengalokasikan uang saku mereka untuk kebutuhan yang lebih produktif seperti menabung dan berinvestasi melalui aplikasi keuangan digital.
Salah satu siswa yang bernama Reza, membagikan pengalamannya "saya dikasih uang Rp 15.000 sama ibu saya sehari, terus saya tabung uang yang Rp 10.000 setiap harinya."
Selain itu wakil kepala sekolah SMA Cendrawasih juga menyampaikan apresiasinya pada waktu sambutan "Program ini sangat bagus karena mendorong siswa kami untuk lebih hemat dan peduli sama uang saku mereka. Harapannya ini jadi kebiasaan sampai mereka lulus nanti."
Dalam pelaksanaan program ini mencatat beberapa tantangan, seperti keterbatasan waktu pelaksanaan. Untuk menciptakan dampak jangka panjang, diperlukan program lanjutan yang memberikan pendampingan secara berkelanjutan.
Melalui program ini, Universitas Pamulang berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga melek finansial. Langkah kecil ini diharapkan menjadi awal dari perubahan besar dalam kebiasaan siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H