Mohon tunggu...
Safinah Surya Hakim
Safinah Surya Hakim Mohon Tunggu... -

tidak bakat menulis, tidak juga hobi, hanya berusaha bisa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setrika Ajaib

6 Februari 2011   02:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:51 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1296960472850253715

[caption id="attachment_88789" align="alignright" width="300" caption="(gbr : kaskus)"][/caption] Praaak!!, hampir saja kardus coklat lusuh itu menimpa kaki Jumi. Jumi lalu memungut kardus itu. "Ugh, berat sekali", Jumi berujar di dalam hati. Dibukanya kardus itu dan dia menemukan sebuah setrika besi yang hampir berkarat yang masih menggunakan arang sebagai pemanasnya serta ayam jago yang kokoh berdiri sebagai pemanisnya. "Hmm...aku tak butuh lagi setrika ini. Sudah tak berfungsi lagi", lalu Jumi pun mengemasinya lagi. "Eh, siapa tahu bisa aku jual ke tukang loak..lumayan untuk menebalkan dompet", sisi cermatnya berbicara. "oke!, akan aku jual saja", ujar jumi. Jumi pun mengangkat setrika itu dan meletakkannya di atas tumpukan buku. Tiba-tiba ada suara musik dangdut terdengar, "cik cik boom boom alala boom boom". jumi kaget bukan kepalang, kepalanya berputar-putar mencari asal musik dangdut tersebut. Alamak, kata Jumi dalam hati. Takjub tak henti saat melihat setrika tua itu bersinar dan berputar. 'Cik cik boom boom alala boom boom', suara setrika itu. Serasa pertunjukan sulap ia melihat ada baju-baju dan barang bermunculan di bawah setrika tua yang berputar dan bersinar itu. Lambat laun setrika itu berputar pelan dan sinarnya meredup. jumi takut, wah jangan-jangan ada alien atau nenek sihir yang menghuni setrikanya. Tapi sekarang setrika itu sudah diam layakan barang bekas. Jumi lalu melihat barang dan baju yang ada secara ajaib di bawah setrika itu. Rasa takjub membuncah di dadanya. Di lihatnya barang-barang di sana adalah barang yang paling bagus dan model terkini. Lantas dia meraih majalah yang terletak di bawah setrika itu. Woow, Alamak rupanya setrika itu akan mewujudkan bentuk tiga demensi dari gambar dua dimensi yang ada di gambar. penasaran, Jumi mencoba lagi. Ditempelkannya setrika itu pada gambar gaun pesta terindah yang dilihatnya. 'Cik cik boom boom alala boom boom', setrika itu bersinar sambil berputar. Sekejab saja baju pesta impiannya sekarang sudah di depan mata berkat setrika itu. jumi ketagihan, ia ingin punya baju dan barang yang banyak. Ia meletakkan setrika pada gambar apa saja. Ia pun kini sudah benar-benar senang dengan irama dangdut yang dikelurakan setrika itu. jumi kini bejoget'cik cik boom boom alala boom boom', sambil menggoyangkan pinggul ke kanan dan ke kiri. Ia mencoba satu-satu baju yang dia peroleh dari setrika ajaibnya. Tiba-tiba bau hangus menyeruak. Kepala Jumi berputar-putar mencari sumber bau. jumi berteriak...dia salah. Ternyata Jumi meletakkan setrika ajaib itu di atas gambar kebakaran hutan. Asap semakin banyak, api pun semakin membesar, tetapi musik dangdut sang setrika ajaib semakin terdengar kencang. "Arrrgh...Hentikan suara musik itu. Matikan apinya...tolong...tolong..", Jumi berteriak. "Tolong.."... "Jumi...jumi..hai Bangun", tiba-tiba terdengar suara yang mengagetkannya. "kalau nyetrika..jangan menyalakan musik dangdut terlalu keras. Lihat ini baju yang kamu setrika hampir terbakar", ujar majikannya. Pontianak, 28012011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun