Mohon tunggu...
Safinah Surya Hakim
Safinah Surya Hakim Mohon Tunggu... -

tidak bakat menulis, tidak juga hobi, hanya berusaha bisa.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

IPB Vs Greenpeace?

13 November 2010   02:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:39 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1289614057868340133

[caption id="attachment_74968" align="alignright" width="256" caption="Gambar: Buckdogpolitics.blogspot.com"][/caption] Beberapa hari terakhir, di mailing list yang saya ikuti terdapat beberapa berita yang membahas perseteruan antara IPB dan LSM Greenpeace. Tentunya, topik ini menjadi sangat menarik di mailing list kami yang mayoritas anggotanya adalah alumni fakultas kehutanan IPB.

Merangkum dari berita yang ada, perselisihan ini diawali ketika Bustar Maitar, juru kampanye Greenpeace untuk Asia Tenggara mempertanyakan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh peniliti IPB yakni Dr Yanto Santosa dan Prof Bambang Hiro Saharjo terkait data deforestasi, pembunuhan orangutan, Amdal, maupun soal lahan gambut yang dipandang Greenpeace menguntungkan orang-orang yang berada di balik upaya pengrusakan hutan di Indonesia. Selain itu Bustar Maitar juga menuding peneliti IPB sebagai antek-antek HPH.

Tuduhan ini ditanggapi oleh pihak IPB dengan menyatakan bahwa penelitian telah dilaksanakan dengan akurat, dan dilakukan dengan kaidah sains dengan benar serta dapat dipertanggungjawabkan. Pihak IPB lantas mengajak pihak Greenpeace untuk melakukan debat terbuka kepada publik untuk segera mencari kebenaran dari kasus ini. Namun, hingga saat ini pihak Greenpeace belum juga memberikan konfirmasi atas undangan debat terbuka ini. Selain itu IPB juga mempertanyakan kredibilitas Greenpeace sebagai LSM lingkungan yang diduga sarat kepentingan di dalamnya.

Melihat kasus yang berkembang ini, saya berharap semoga masalah ini dapat terselesaikan dengan cepat dan memberikan hasil akhir yang positif. Jika melihat dua pihak yang berselisih, pastilah masing-masing memiliki suatu kekuatan dengan kapasitasnya masing-masing. Menurut saya, adanya kasus ini merupakan suatu kesempatan untuk menyeragamkan pandangan banyak piha baik itu swasta, LSM, pemerintah serta pihak-pihak lain dalam upaya penyelamatan hutan di Indonesia secara maksimal melalui pendekatan multi dimensi.

Sumber Berita :

http://rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=8555

http://rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=8343

http://rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=8312

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun