Mohon tunggu...
Safinah Surya Hakim
Safinah Surya Hakim Mohon Tunggu... -

tidak bakat menulis, tidak juga hobi, hanya berusaha bisa.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Desa Ngadas: Keindahan di Ketinggian 2200 mdpl

19 Juli 2010   05:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Desa Ngadas, Indah Bukan??

Saat menyebut Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, yang terlintas di benak banyak orang mungkin kaldera Gunung Bromo dan puncak Gunung Semeru. Padahal, diantara gugusan Pegunungan Tengger dan Gunung Semeru tersebut terdapat sebuah pemandangan unik yang patut dikunjungi yakni Desa Ngadas. Tidak hanya indah secara bentang alam, namun juga keunikan budaya dan keramahan masyarakatnya membuat saya rindu ingin kembali berkunjung ke Desa Ngadas yang termasuk di wilayah Kabupaten Malang ini.

Terletak di ketinggian sekitar 2200 mdpl menjadikan desa ini relatif berkabut sepanjang hari. Kondisi yang dingin, dan tanah pegunungan yang subur membuat mayoritas penduduk di desa Ngadas ini menggantungkan kehidupannya dengan bercocok tanam. Komoditi utama di Desa ini adalah kentang, daun bawang, dan kol. Selain itu, desa ini menyajikan pemandangan alam yang luar biasa. Dihiasi dengan pemandangan puncak semeru yang selalu mengeluarkan asap dari puncakanya, serta deretan pegunungan Tengger yang hijau dan kebun sayuran dengan kelerengan yang sangat tajam. Serasa melihat pegunungan Alpen yang pernah saya lihat di televisi.

Masyarakat Desa Ngadas merupakan masyarakat suku Tengger. Kebiasaan khas suku tengger yang selalu memakai sarung kemana-mana. Saya sempat bertanya-tanya apakah fungsi dari sarung yang mereka pakai. Ternyata mereka menggunakan sarung itu sebagai penghangat tubuh pengganti jaket. Meskipun ada pengaruh islam masuk ke desa ini, Kebudayaan Tengger masih melekat kuat di desa ngadas. Hal ini tercermin dengan masih dibuatnya sesajen di setiap rumah untuk memperingati perayaan-perayaan tertentu suku Tengger. Ada lagi yang unik, masyarakat Desa Ngadas ini biasanya menjamu tamu yang datang ke rumahnya di dapur, bukan di ruang tamu melainkan di dapur. Hal ini dikarenakan dengan kondisi cuaca yang cukup dingin (sekitar 10 derajat celcius saat saya kesana), sehingga tamu langsung diajak ke dapur dengan menikmati secangkir minuman hangat di depan tungku pemanas yang ada di setiap rumah.

Apabila anda tertarik mengunjungi Desa Ngadas, dari kota Malang ambil saja jalur menuju Tumpangdan kurang lebih 60 menit saja dari Tumpang anda sudah bisa sampai di desa ini. Untuk keamanan, disarankan untuk membawa kendaraan tipe double cabin karena untuk mencapai desa ini banyak tanjakan dan belokan menantang yang lumayan susah dilalui oleh kendaraan biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun