Mohon tunggu...
Rr. Safina Febriyanti
Rr. Safina Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Diet Ketogenik: Diet Pematah Stigma Diet Rendah Lemak, Amankah?

4 Januari 2023   09:04 Diperbarui: 4 Januari 2023   09:08 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ingin mengurangi berat badan dengan diet tetapi tetap ingin mengonsumsi makanan enak tinggi lemak seperti daging merah? Tentu saja bisa. Diet ketogenik merupakan diet yang menekankan pola makan rendah karbohidrat tetapi tinggi lemak. 

Diet ini menggunakan prinsip 5% karbohidrat, 20% protein, dan 75% lemak sebagai kebutuhan harian seseorang. Saat kita mengurangi karbohidrat, tubuh akan beralih memecah asam lemak atau keton atau yang disebut ketosis yang dapat membantu menurunkan berat badan lebih cepat. 

Diet ketogenik terbukti dapat menurunkan berat badan tidak hanya karena ketosis, tetapi juga akibat pengurangan asupan kalori karena menghilangkan beberapa kelompok makanan. 

Diet ketogenik juga membuat orang merasa tidak lapar saat melakukannya dibandingkan dengan diet ketat lainnya. Orang merasa tidak lapar saat melakukan diet ketogenik karena makanan berlemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dipecah oleh tubuh.

Diet ketogenik efektif untuk menurunkan berat badan bila dilakukan dalam jangka waktu yang singkat diikuti dengan penerapan pola makan yang lebih sehat. 

Di sisi lain, diet ketogenik dianggap sebagai diet yoyo yaitu istilah untuk pola diet yang menyebabkan berat badan mengalami penurunan serta peningkatan secara berulang dalam waktu yang singkat sehingga berpotensi menjadi suatu siklus, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Selain itu, seseorang yang melakukan diet ketogenik bisa mengalami defisiensi nutrisi seperti vitamin, mineral, serat karena pembatasan konsumsi buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian utuh. 

Seseorang yang melakukan diet ketogenik melaporkan merasakan gejala yang disebut "flu keto" seperti tubuh menjadi mudah lemas, sulit tidur, mudah merasa gelisah, mual, sulit fokus dan konsentrasi.

Melakukan diet jenis apapun, termasuk diet ketogenik, pasti terdapat manfaat dan risikonya. Beberapa manfaat diet ketogenik yang telah disebutkan di atas, tidak membuat kita melupakan risiko yang mungkin akan dialami. 

Penerapan pola hidup yang sehat saat melakukan diet juga diperlukan agar tercapainya hasil yang maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun