Mohon tunggu...
Safina diddani
Safina diddani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

all about beauty and social.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesenjangan Sosial Membesar: Realitas Pahit di Tengah Kemegahan Jakarta

17 April 2024   15:55 Diperbarui: 17 April 2024   15:57 4774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. (Sumber: Dokumentasi Pribadi). Gambar 2. (Sumber: Antara News. (2023). https://www.antaranews.com/berita/3338484/heru-tata-permukiman-kumuh-

                                                                        Kondisi kesenjangan sosial yang semakin terilhat di Jakarta.

Jakarta sebagai ibu kota Indonesia merupakan simbol kemajuan sekaligus kontras sosial yang tajam. Perkembangan pesat kota ini membawa kemajuan ekonomi dan infrastruktur yang signifikan. Namun, di balik kilau kemajuan tersebut, tersembunyi realitas pahit berupa kesenjangan sosial yang meluas, yang mencerminkan disparitas yang besar antara kelompok masyarakat yang berbeda. Kesenjangan ini mencakup dimensi informasional, politik, dan ekonomi, yang semakin memperjelas adanya jurang pemisah antar warga. 

Kesenjangan sosial informasional di Jakarta sangat terasa dalam hal akses terhadap pendidikan berkualitas. Pendidikan yang baik cenderung terkonsentrasi di area tertentu dan lebih mudah diakses oleh mereka yang berada di strata ekonomi atas. Ini berarti bahwa banyak warga dari lapisan bawah kurang mendapatkan kesempatan pendidikan yang memadai, membatasi potensi mereka untuk mobilitas sosial.

Distribusi kekuasaan yang tidak merata menunjukkan dampak signifikan pada kehidupan warga. Kekuatan politik yang terkonsentrasi di tangan elite mempengaruhi pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya, yang sering kali tidak menguntungkan warga dari latar belakang sosial ekonomi rendah. 

Kelompok miskin dan marginal sering kali tidak memiliki suara dalam merumuskan kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari mereka. Kesenjangan ini tidak hanya mempertahankan status quo tetapi juga mengintensifkan perbedaan kelas yang sudah ada, dengan kebijakan yang cenderung menguntungkan mereka yang sudah berada di puncak hierarki sosial dan ekonomi.

Pemandangan kota Jakarta dengan gedung-gedung tinggi yang menjulang, simbol kemajuan dan kekayaan, berdiri kontras dengan permukiman kumuh yang tersebar di berbagai penjuru kota. Kesenjangan ekonomi ini tercermin dari kesenjangan visual yang mencolok antara kemewahan real estate di pusat kota dengan kehidupan di permukiman kumuh seperti di Ciliwung atau Marunda. 

Di sini, mayoritas penduduk berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti perumahan layak, akses air bersih, dan sanitasi yang memadai. Ironisnya, sementara sebagian kecil menikmati kehidupan yang mewah dan terisolasi di dalam gedung tinggi, mayoritas masih terjebak dalam siklus kemiskinan dan keterbatasan.

Pembangunan yang tidak merata di Jakarta tidak hanya memperdalam kesenjangan sosial, tetapi juga menimbulkan masalah-masalah baru, seperti segregasi sosial dan isolasi. Gedung-gedung tinggi dan pusat perbelanjaan mewah yang dikelilingi oleh kawasan kumuh menciptakan pemandangan yang menggambarkan perpecahan sosial yang nyata. 

Penduduk dari lingkungan miskin yang menghuni permukiman tidak layak sering kali merasa teralienasi dan terputus dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi di sekitar mereka. Kurangnya integrasi sosial ini menghambat upaya-upaya pemberdayaan komunitas dan memperburuk perpecahan kelas dalam masyarakat urban Jakarta.

Peningkatan populasi yang tidak terkendali berkontribusi terhadap permasalahan sosial yang ada. Kepadatan penduduk yang tinggi di beberapa area menyebabkan berbagai masalah, termasuk kemacetan lalu lintas yang parah dan bertambahnya jumlah permukiman kumuh. Kepadatan ini mempengaruhi kualitas hidup warga dan mengintensifkan persaingan atas sumber daya yang terbatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun