perawatan selama kehamilan sangat dibutuhkan untuk memantau jalannya kehamilan ibu agar mendapatkan kehamilan yang berkualitas. Peran tenaga medis sangat vital dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil. Biasanya dokter dan bidan memiliki peran sentral dalam memberikan perawatan yang efektif bagi ibu hamil untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan.
Kehamilan adalah masa dimana embrio atau janin berkembang dirahim ibu yang berlangsung sekitar 40 minggu. Proses kehamilan sangatlah kompleks dan menyebabkan perubahan fisiologis, emosional dan sosial. Melakukan      Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil mulai dari pembuahan hingga melahirkan disebut dengan perawatan antenatal atau Antenatal Care (ANC). Perawatan ini bertujuan untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan janin dengan melakukan pemriksaan, skrining dan edukasi kepada ibu hamil. Perawatan Antenatal memiliki banyak sekali manfaat, dalam banyak literatur Perawatan Antenatal dikatakan dapat menurunkan angka komplikasi ibu dan bayi, bahkan dapat mencegah kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan komplikasi pasca persalinan.
      Saat ini banyak ibu hamil yang melakukan perawatan antenatal di bidan atau puskemas. Namun apakah sebenarnya melakukan perawatan antenatal di bidan saja sudah efektif?. Salah satu praktek bidan yang menyediakan perawatan antenatal adalah Praktek Bidan Dwi Yulianti yang berada di Jatisrono, Wonogiri. Perawatan antenatal yang dilakukan meliputi pemeriksaan 10T yaitu T1: tinggi dan berat badan, T2: Tekanan darah, T3: sTasus Gizi (dengan ukur LiLa), T4: pengukuran Tinggi Fundus Uteri  (TFU), T5: Tentukan Detak Jantung Janin (DJJ), T6: sTatus Imunisasi (Tetanus Toksoid), T7: Tablet Asam Folat (90 Tablet), T8: Tes Lab (Gol darah, Hb, Sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria, sputum, BTA, GDS), T9: Tata laksana kasus, T10: Temu wicara dan konseling.Â
Selama melakukan pemeriksaan, bidan melakukan 10T secara urut untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Ketika melakukan pemeriksaan, bidan mengedepankan keramahan dalam pelayanan seperti yang diucapkan saat sumpah profesi bidan. Dengan mengedepankan keramahan dalam pelayanan secara tidak langsung bidan melakukan pendekatan holistik. Pendekatan holistik sangat diperlukan oleh ibu hamil, karena dengan pendekatan holistik ibu akan merasakan bantuan psikologis yang sangat penting untuk mengelola emosi dan perilaku yang tenang selama kehamilan. Hal itu juga yang membuat ibu lebih memilih untuk melakukan perawatan antenatal ke bidan. Pada Praktek Bidan Dwi Yulianti pendekatan holistik itu terlihat, dari Bidan Yuli yang bersedia mendengarkan dan memahami ibu hamil dan membangun komunikasi yang empatik. Selain itu alasan lain kenapa ibu hamil lebih memilih untuk melakukan perawatan antenatal di bidan karena harga yang cenderung lebih ramah dikantong dan juga antrian yang biasanya tidak terlalu panjang sehingga ibu bisa menghemat waktu.
Perawatan antenatal di bidan mungkin dirasa sudah cukup, namun perlu diingat bahwa jika kehamilan dinyatakan beresiko maka pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan oleh dokter spesialis yang berkompeten, selain itu ibu hamil juga disarankan untuk melakukan USG setidaknya 3 kali selama kehamilan yang bisa dilakukan satu kali tiap trimester dan dilakukan oleh dokter. USG merupakan salah satu bentuk perawatan antenatal yang bertujuan untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi jika ada gangguan organ dalam agar dapat terdeteksi lebih awal dan segera ditangani. Saat ini masih sedikit bidan yang tersertifikasi resmi untuk melakukan USG, sehingga masih perlu dilakukan oleh dokter spesialis. Kehamilan yang beresiko juga harus ditangani oleh dokter spesialis, biasanya bidan akan merujuk pasien yang terdeteksi dini mengalami masalah kehamilan setelah melakukan 10T pada perawatan antenatal.
Disini sudah terlihat bagaimana kerja sama antar dokter dan bidan dalam memberikan pelayan kepada ibu hamil. Bidan dan dokter saling bekerja sama dalam memberikan pelayanan, di mana setiap profesi memiliki peran penting dan harus saling mendukung untuk mencapai hasil yang optimal yaitu keselamatan ibu dan bayi selama kehamilan. Ibu hamil dapat memilih untuk melakukan perawatan antenatal sesuai kenyamanan mereka, tetapi tetap mengedepankan keselamatan kandungan, apabila bidan merujuk untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter, maka ibu harus melakukannya demi keselamatan ibu dan janin.
Referensi:
Alyaseen F.F., Shwielf S.R. (2020). Normal vaginal delivery versus caesarean section: A comparative study in al-nasiriya city, south of Iraq. International Journal of Drug Delivery Technology.
Corrao, G., Cantarutti, A., Locatelli, A., Zanini, R. (2021). Association between adherence with recommended antenatal care in low-risk, uncomplicated pregnancy, and maternal and neonatal adverse outcomes: Evidence from Italy. International Journal of Environmental Research and Public Health.
Keten Edis E., Kurtgz A. (2023). Care experiences and care expectations of hospitalized high-risk pregnant women: a qualitative study. Women and Health.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H