Mohon tunggu...
Safia Safitri
Safia Safitri Mohon Tunggu... Freelancer - Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Gelar merupakan seni pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sosok Guru Masa Depan

6 November 2024   06:46 Diperbarui: 6 November 2024   06:57 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Penyambutan Anak UPT SD OO9 Bakinang Kota/dok. pri

Guru adalah sosok yang memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk generasi masa depan. Menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa untuk mendidik, menginspirasi dan membimbing peserta didik mencapai potensi terbaiknya. Peran seorang guru bukan hanya mentranfer ilmu pengetahuan , tapi juga menanamkan nilai kehidupan yang membentuk karakter dan kepribadian peserta didik. Sejalan dengan semboyan Ki Hajar Dewantara tentang sosok guru "Ing Ngarso Sug Tolodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayan dimana artinya "Didepan memberi contoh, ditengah memberi semangat dan dibelakang memberikan daya kekuatan".

Perjalanan dalam pendidikan profesi guru adalah proses yang penuh inspirasi dan tantangan, yang mengasah pemahaman saya akan sosok guru masa depan. Sejak awal, pengalaman belajar di kelas dan mengobservasi guru senior mengantarkan saya pada gambaran tentang peran yang kompleks dan dinamis. Dalam proses ini, saya menyadari bahwa sosok guru masa depan bukan hanya sekadar pengajar, melainkan pendidik yang mampu mengayomi, membimbing, dan mengembangkan setiap aspek potensi siswa dengan pendekatan yang personal dan sesuai kebutuhan zaman.

Kemajuan teknologi yang sangat pesat, memberikan dampak yang singinfikan terutama di dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi tentunya mengubah cara belajar peserta didik. Tentunya ini merupakan tantangan bagi seorang guru bagimana pembelajaran di dalam kelas terintegrasi dengan teknologi. Guru perlu mahir dalam teknologi untuk diimpikasikan dalam kelas dengan memilih metode yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Teknologi juga mendukung penerapan metode pembelajaran yang lebih bervariasi dan interaktif. Dengan alat seperti proyektor, papan pintar, dan perangkat lunak edukasi, guru dapat menyajikan materi secara menarik dan mudah dipahami. Sesuai  dengan tujuan dari merdeka belajar, yakni menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik guru.

Gambar 2. Suasana Pembelajran UPT SD N 009 Bangkinang/dok. pri
Gambar 2. Suasana Pembelajran UPT SD N 009 Bangkinang/dok. pri
Mendalami kurikulum baru seperti Kurikulum Merdeka dan bagaimana implementasinya di kelas juga mengajarkan saya tentang kebebasan belajar yang berpusat pada siswa. Guru masa depan harus menjadi fasilitator yang membiarkan anak mengeksplorasi sesuai kodrat mereka, sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kemandirian. Dalam pengamatan dan praktik, saya melihat bagaimana guru masa kini sudah mulai bergerak ke arah itu, namun perjalanan ini masih panjang. Menjadi guru masa depan berarti memadukan kompetensi kognitif, emosional, dan sosial.

Gambar 3.Pembiasaan Pagi UPT SD N 009 Bangkinang /dok. pri
Gambar 3.Pembiasaan Pagi UPT SD N 009 Bangkinang /dok. pri

Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi yang saya pelajari menegaskan pentingnya menyesuaikan metode dan kegiatan sesuai karakteristik siswa. Dimana kita mengetahui peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti gaya belajar, minat serta tingkat pengetahuan. Memperhatikan karakteristik peserta didik merupakan kunci utama dalam proses pembelajaran bagi guru di dalam kelas.  Saya pun teringat akan cita-cita saya untuk menjadi guru yang harmonis dan menyenangkan, yang kehadirannya selalu dirindukan, bukan ditakuti. Dalam perjalanan ini, pengalaman praktik di kelas membantu saya menyadari bahwa kemampuan memahami setiap murid secara individu menjadi kunci untuk membentuk hubungan yang hangat dan empatik dengan mereka.

Pengalaman ini juga menumbuhkan kesadaran akan peran refleksi diri yang sangat penting bagi guru masa depan. Seorang guru tidak hanya harus belajar dari pengalaman di kelas, tetapi juga berani mengevaluasi dirinya secara berkala. Saat saya menyelesaikan modul-modul pendidikan profesi, saya menyadari bahwa pembelajaran yang bermakna sering kali datang dari kegagalan, dari keberanian untuk mengakui kesalahan, dan dari keinginan kuat untuk terus berkembang. Dengan refleksi mendalam ini, saya memahami bahwa sosok guru masa depan adalah pembelajar seumur hidup yang terbuka akan perubahan, berani bereksperimen dengan metode baru, dan berdedikasi pada pertumbuhan setiap murid. Masa depan pendidikan ada di tangan kita, dan hanya dengan komitmen serta kecintaan tulus terhadap profesi inilah kita bisa benar-benar memberikan yang terbaik bagi generasi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun