Selain kedudukan tenaga kerja, maraknya pendirian perusahaan di suatu negara juga berpotensi mengancam produk asli dalam negeri. Contohnya seperti pembukaan banyak cabang dari perusahaan multinasional bidang F&B yang berada di Indonesia, yaitu McDonald’s dan KFC. Popularitas kedua produk tersebut sangat memengaruhi konsumsi masyarakat, tidak sedikit bahkan hampir seluruh masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi makanan cepat saji asal Amerika tersebut. Dengan demikian, perlahan tanpa disadari akan menurunkan minat masyarakat dalam mengonsumsi makanan asli Indonesia.
Selain berdampak pada penggunaan produk lokal, kerugian lain yang dialami oleh negara berkembang adalah mengenai jumlah keuntungan. Popularitas brand besar suatu perusahaan multinasional yang mampu menarik banyak minat masyarakat dan tentu itu akan menghasilkan keuntungan dengan jumlah yang besar pula. Namun, dari sekian banyaknya keuntungan yang dihasilkan anak perusahaan di host country, profit tersebut secara otomatis dialihkan kepada perusahaan induk di negara asal. Oleh karena itu, perusahaan cabang di berbagai negara di dunia hanya mendapatkan keuntungan yang lebih kecil.
Jika ditarik kesimpulan dari beberapa kalimat sebelumnya, maka dampak dari sebuah globalisasi dan ekspansi perusahaan multinasional dapat digambarkan dengan istilah “yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin”. Kapitalisme global dari sebuah globalisasi hanya memberikan sejumlah kecil kenyamanan dan kemudahan yang dapat dinikmati oleh masyarakat dunia. Karena, negara-negara maju yang memegang kendali lah yang sebenarnya menikmati hasil dari keuntungan globalisasi. Dan hal ini juga yang membuat globalisasi gagal membuktikan akan berkurangnya kesenjangan antara negara kaya dan miskin.
Selain menimbulkan dampak negatif, pendirian Multinational Corporation (MNC) di suatu negara tentunya disetujui dengan pertimbangan dapat menghasilkan dampak positif bagi perekonomian negara tersebut. Diantaranya adalah peningkatan pendapatan masyarakat, transfer teknologi canggih, menambah devisa negara dan tentunya turut mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI