Ramalan Jayabaya akan munculnya sosok pemimpin baru sudah dekat. Ciri-ciri situasi dan kondisi kehidupan bangsa Indonesia sudah sesuai dengan situasi sekarang.
Diantara kehidupan itu adalah seperti yang ia gambarkan dalam bait 150. "ukuman ratu adil akeh pangkat jahat jahil kelakuan padha ganjil sing apik padha kepencil akarya apik manungsa isin luwih utama ngapusi." Artinya kurang lebih "hukuman raja tidak adil, banyak yang berpangkat berbuat jahat dan jahil tingkah lakunya tidak pantas, yang baik terkucil berbuat baik manusia malah malu, lebih mengutamakan menipu."
Pada bait 158 Jayabaya menyebut "cina alang-alang keplantrang dibandhem nggendring melu Jawa sing padha eling sing tan eling miling-miling mlayu-mlayu kaya maling kena tuding marga tinggal padha digething eling mulih padha manjing akeh wong injir, akeh centhil sing eman ora keduman sing keduman ora eman." Artinya kira-kira, cina berlindung karena dilempari lari terbirit-birit ikut Jawa yang sadar yang tidak sadar melihat-lihat berlari-lari bak pencuri yang kena tuduh yang tetap tinggal dibenci kalau pulang masuk bui banyak orang malas, banyak orang genit yang sayang tidak kebagian yang dapat bagian tidak sayang."
Nah, kalau sudah begitu keadaan Nusantara ini menurut Jayabaya akan muncul sosok pemimpin baru yang akan memakmurkan rakyatnya.
Banyak ciri-ciri situasi dan kondisi kebangsaan kita yang sudah cocok dengan gambaran Jayabaya itu. Gambaran ini merupakan bagian akhir ramalan Jayabaya hingga bait 173.
Jika sudah begitu keadaan Nusantara ini, menurut Jayabaya "bakal ana dewa ngejawantah apengawak manungsa apasurya padha bethara Kresna awatak Baladewa."
Sebelum datang sosok pemimpin yang membawa keadlan dan kemakmuran itu akan ada tanda dari alam berupa bintang pari (kemukus) seperti yang ditulisnya pada bait 160. "sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa ngalu-ngalu tumanja ana kidul wetan benar lawase pitung bengi parak esuk bener ilange bethara surya njumedhul bebarengan sing wis mungkur prihatin manungsa kelantur-lantur iku tandane putra Bethara Indra wus katon tumeka ing arcapada ambebantu wong Jawa.
Artinya sekitar, sebelumnya akan ada pertanda berupa bintang pari panjang sekali tepat arah Tenggara selama tujuh malam hilangnya menjelang pagi sekali bersamaan dengan munculnya Batara Surya (matahari) berbarengan dengan hilangnya kesengsaraan manusia yang berlarut-larut itulah tanda Batara Indra sudah tampak datang di bumi untuk membantu orang Jawa."
Ayo kita tunggu bintang kemukus itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H