Rasa sukur yang tak terhingga kita bisa menjalankan ibadah puasa dan bisa merayakan hari raya dengan orang tua, keluarga, sanak saudara di kampung halaman.
Kita tahu di masa sekarang ini. Negara kita sedang dilanda pandemi virus corona. Sudah setahun kita dihantui dengan virus asal China tersebut.
Bukan hanya negara kita yang diserang virus corona. Negara luar pun sama. Jutaan manusia terpapar virus bahaya itu.
Iya budaya di negara kita setiap hari raya. Kalau gak mudik gak asik. Ibarat sayur tanpa garam. Namun, sekarang ini kita sebagai manusia dan warga negara harus memahami kondisinya.
Negara kita dilanda pandemi. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya peniadaan mudik lebaran.
Memang hal ini merepotkan, bak kita makan sayur tanpa garam. Namun larangan mudik ini bisa kita patuhi. Untuk kesehatan bersama.
Meski pemerintah meniadakan mudik lebaran selama dua tahun ini. Dilakukan karena ingin warga tidak terpapar covid. Penulis pun harap pandemi ini segera berakhir. Namun kita tahu, sampai kapan virus corona ini berakhir.
Upaya pemerintah meniadakan mudik. Mencegah penyebaran virus yang sudah menyebar luas di seluruh pelosok Tanah Air.
Setiap hari ada saja yang terpapar virus ini. Pemerintah mengupayakan menekan kasus. Di mana masyarakat masih ada yang melakukan mudik lebaran. Dengan persyaratan yang dikeluarkan pemerintah.
Namun apa kah mereka yang mudik aman dan tidak terpapar covid ketika berada di kampung halamannya?.
Pemerintah pusat dan daerah pun sudah mengantisipasi itu. Kegiatan penanganan dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya
 melakukan antisipasi dan pencegahan lonjakan kasus COVID-19 dengan melakukan tracing.