Mohon tunggu...
SAFA MARELLA PRISTRIANTI
SAFA MARELLA PRISTRIANTI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Konversi Lahan Pertanian di Jember

28 September 2022   19:47 Diperbarui: 28 September 2022   20:19 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Untuk alih fungsi lahan menjadi hunian di wilayah Jember pada saat ini sudah tidak diperbolehkan dilakukannya pembangunan di dalam kota. Para developer diharuskan membuka lahan hunian di pinggiran kota dikarenakan sudah padatnya tingkat hunian di dalam kota. Hal ini untuk menghindari penumpukan kepadatan penduduk beserta segala permasalahannya. Sehingga tata kota yang ada di pusat kota Jember tetap sesuai dengan dokumen RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) yang sudah ditetapakan pemerintah daerah.

Sementara itu untuk kawasan baru di daerah pinggiran kota yang akan dibuka hunian juga harus memperhatikan dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sehingga tidak menimbulkan kerusakan lingkungan di daerah tersebut diantaranya penurunan kualitas tempat hunian, kualitas bangunan yang buruk, sistem pembuangan air yang buruk, serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Diharapkan pembukaan lahan hunian baru di pinggiran kota maupun di pusat kota harus memenuhi persyaratan Rumah Sehat menurut Winslow dan APHA (American Public Health Association) yaitu memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan (ventilasi), ruang gerak yang cukup, dan juga terhindar dari kebisingan atau suara yang mengganggu. Dengan begitu, aspek kesehatan masyarakat juga terpenuhi.

Alih fungsi lahan menjadi pemukiman yang sesuai standar Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang tepat dapat dipastikan akan memenuhi aspek aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan kesehatan yang diharapkan. Kegiatan ekonomi di daerah pemukiman baru akan meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk di daerah tersebut, seperti kegiatan jual beli bahan pokok, transportasi, dan sebagainya yang akan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Dari segi sosial, mereka dapat berinteraksi dengan melakukan kegiatan seperti kegiatan ibadah, bakti sosial, dan lain sebagainya.

Dengan banyaknya pemukiman maupun perumahan bisa menyebabkan ketidaksesuaian jumlah hunian dengan masyarakat yang akan menempatinya. Tidak hanya itu, harga jual rumah yang makin tinggi juga menjadi salah satu penyebab banyaknya rumah tidak memiliki penghuni, karena tidak semua masyarakat mampu untuk membeli rumah dengan harga yang tinggi, misalnya para pasangan suami istri yang baru menikah dan masih belum mempunyai cukup dana untuk membeli rumah, sehingga kebanyakan di antara mereka masih tinggal bersama orang tua maupun mengontrak. Permasalahan permasalahan ini menyebabkan masyarakat dipaksa untuk tinggal di kawasan yang dianggap strategis seperti kawasan pusat kota. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun