Pasti diantara kalian sudah pernah merasakan patah hati kan? Ditinggal orang yang kita sayangi dan cintai membuat hati merasa sesak. Mendengar kata patah hati pasti tidak asing di telinga kalian , tapi kalian tahu enggak sih apa itu patah hati?
Di dunia medis, patah hati dikenal dengan nama stress-induced cardiomyopathy, ungkap laman Heart.org. Sindrom ini bisa menyerang siapapun, bahkan jika kondisi fisik kita sehat dan bugar. Patah hati menimbulkan rasa nyeri yang intens di dada dan dipicu dari pengalaman emosional yang menyakitkan.
Patah hati, merupakan dua kata yang banyak sekali orang menghindarinya. Rasanya tidak ada satu pun orang yang ingin merasakan hal tersebut, apalagi karena putus hubungan. Tetapi, kenapa patah hati karena putus hubungan itu sangat menyakitkan?
Salah satu alasannya yaitu karena ketika putus hubungan kita mengalami banyak perasaan sedih, marah, kecewa, bingung, semua bercampur menjadi satu. Menurut Ilmu Psikologi, patah hati karena putus hubungan bisa terjadi karena perubahan identitas diri yang tadinya berdua sekarang menjadi sendiri, yang tadinya kita menjadi saya.
Setelah putus hubungan biasanya kita harus melewati beberapa fase terlebih dahulu sebelum akan melakukan "Move on". Apa saja sih memang fasenya? Yuk simak 5 penjelasan berikut ini fase apa saja yang harus kita lewati!
Fase 1: Shock
Biasanya pada fase ini kita masih merasa percaya tidak percaya, apalagi jika kita putusnya belum lama ini. Kita masih belum bisa sepenuhnya merasakan emosi yang ada dalam diri kita. Biasanya pada fase ini kita masih merasa baik-baik saja seakan-akan tidak pernah ada yang terjadi.
Fase 2: Penyangkalan
Pada fase selanjutnya yaitu kita menyangkal segala perasaan yang dimiliki, lalu kita mencari kesibukan alih-alih yang membuat kita tidak teringat tentang apa yang sudah terjadi pada diri kita. Kita terlihat seperti orang yang bahagia kesana kemari tertawa  "life must go on" begitu kata kita kepada teman-teman.