Mohon tunggu...
SAFA AGRITA
SAFA AGRITA Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Jiwa Kepemimpinan Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023 Universitas PGRI Semarang melalui Proyek Kepemimpinan "Cozy Liphy"

12 Juni 2024   09:49 Diperbarui: 25 Juni 2024   08:32 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan pengelolaan sampah organik rumah tangga di Kampung Ingas, Karangturi, Semarang, tim proyek kepemimpinan mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023 dari Universitas PGRI Semarang turun langsung ke kampung tersebut. Proyek kepemimpinan merupakan salah satu mata kuliah wajib pada program studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan di Universitas PGRI Semarang. Kegiatan proyek kepemimpinan dirancang untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan mahasiswa melalui program edukasi tentang pengelolaan limbah organik rumah tangga bertajuk "Cozy Liphy" (Eco Enzymes & Lilin Aroma Therapy).

Tim proyek kepemimpinan dibawah bimbingan Prof. Dr. Achmad Buchori, S.Pd., M.Pd., yang terdiri dari 8 mahasiswa, yaitu (1) Amirul Huda, (2) Baiq Aprilia Noor Anggraini, (3) Estin Agisara Rizalenti, (4) Ita Zuliyanti, (5) Nabila Mahmudah Noor, (6) Nurun Nadzifah, (7) Safa Agrita Hilsania, dan (8) Widya Kusumawati memberikan edukasi dan pelatihan langsung kepada masyarakat Kampung Ingas tentang bagaimana limbah organik rumah tangga dapat diolah menjadi ecoenzim dan lilin aromaterapi. 

Ecoenzim merupakan cairan yang dihasilkan dari fermentasi limbah kulit buah dan sayuran yang masih segar, dicampur dengan air dan ditambahkan molase atau gula merah sebagai sumber nutrisi bagi bakteri. Ecoenzim memiliki beragam manfaat, termasuk sebagai larutan pembersih dan juga sebagai pupuk. Sedangkan lilin aromaterapi adalah lilin yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti lilin lebah atau lilin kedelai, yang kemudian dicampur dengan minyak esensial dari tumbuhan. Dalam kegiatan ini lilin aromaterapi akan dibuat dengan memanfaatkan limbah organik rumah tangga yaitu minyak jelantah. 

Sebelumnya, masyarakat Kampung Ingas mengakui bahwa mereka belum pernah mendengar tentang ecoenzim. Dalam pengolahan limbah organik sebelumnya, mereka hanya mengenal pupuk organik atau kompos, sehingga ecoenzim menjadi hal baru bagi mereka. Namun, mereka dengan antusias mengikuti paparan materi dan praktek pembuatan ecoenzim. Selain pelatihan dalam mengelola limbah organik rumah tangga menjadi ecoenzim dan lilin aromaterapi, masyarakat Kampung Ingas juga mendapatkan pelatihan tentang bagaimana melakukan pengemasan dan digital marketing terhadap kedua produk tersebut. 

Setelah mengikuti rangkaian kegiatan yang dirancang oleh tim proyek kepemimpinan mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023, masyarakat Kampung Ingas bersemangat untuk mencoba mempraktekkannya sendiri di rumah guna mengelola limbah rumah tangga, karena mereka merasa bahwa pembuatan ecoenzim yang memiliki banyak manfaat tersebut sangatlah mudah dilakukan. Hal ini juga berlaku sama dengan lilin aromaterapi. Masyarakat Kampung Ingas mengikuti pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dengan antusias dan penuh semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun