Mohon tunggu...
saera utari
saera utari Mohon Tunggu... -

1juta dolar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kenangan Ini Membunuhku

10 Januari 2014   09:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya seperti judul diatas, post saya kali ini akan menceritakan pengalaman saya yang termasuk pengalaman suram saya, waktu pertama kali saya belajar ngekos di kota metropolitan sebesar kota Surabaya ini. Pengalaman ini saya alami sekitar 1.5 tahun yang lalu, dulunya saya bekerja di kantor yang deket Tunjungan plaza, sehingga saya pun mau tidak mau kos disekitar tempat saya bekerja, dimana lingkungan kos padat penduduk, terkenal dengan orang maduranya, terkenal dengan banyak kasus kejahatan terjadi di tempat saya kos. Hari itu tepatnya sabtu, biasa saya pulang mudik ke kota kelahiran saya di Blitar,  Hingga akhirnya pada hari minggu malam saya pulang ke kos, Saya melihat ada tas-tas tapi itu bukan punya saya, sayapun mendengar cerita dari teman-teman saping kamar saya, tanpa saya kira dan saya duga, ternyata selama saya pulang Ibu kos saya memasukan anak baru di kamar  yang biasa saya tiduri sendiri. Pada malam itu juga, anak baru itu pulang ke kamar saya, dengan wajah yang tidak meyakinkan, saya berkenalan dengan anak itu, hingga dia bercerita bayak hal tentang dia yang dikeluarkan dikerjaanya hari pertama dia bekerja, tempat tinggalnya, dan sebagai macamnya, seyapun merasa iba, hingga saya pinjami baju berkerah warna putih untuk melamar kerja.  Kelakuanya sungguh aneh, keluar masuk kamar, mengaku kristen padahal saya lihat KTPnya ternyata Islam, bahkan dia dari kecil sekolah di sekolah agama, MI, MTS, smpai MAN di kota Jombang Senin pagi seperti senin saya lainya, saya berangkat bekerja, perasaan saya sudah tidak enak karena saya belum begitu kenal dengan anak itu, sampai sorenya, saya pulang bekerja, saya buka kamar saya, dan apa ternyata, tas anak itu sudah tidak ada, betapa leganya saya. Tapi, setelah saya lihat benar-benar isi kamar saya, ternyata tas saya, baju-baju saya yang jumlahnya 20 baju, peralatan makeup saya juga,  semua HILANG. Saya coba lapor ke ibu kos, apa jawabanya? "saya tidak tahu apa-apa mbak sera, saya juga tidak ada KTP nya" jawaban apa itu? siapa yang harus tanggung jawab, samapai saya mendapatkan data dirinya dari tempat dia bekerja terakhir, saya sms, saya telpon, dia terus-terusan memaki-maki saya, saya datangi tempat dia bekerja yang baru, dan semua teman-teman dia gak mau bicara, gak mau bilang dimana anaknya, sampai sebalnya saya, saya datang ke kantor polisi, pak polisi malah bilang "kamu harus banyak-banyak berdoa, terus buat apa saya menangani kasus kehilangan baju, buang-buang waktu, yang kehilangan motor saja banyak, cuma kita terima laporanya, sukur2 kalau ketemu motornya" What? ini nih foto sama KTP si pencuri itu,

13893221942005946350
13893221942005946350
saya baru sadar, ternayata ini resiko, tuhan sedang menguji kewaspadaan dan kesabaran saya, seiring berjalanya waktu, saya berfikir, kalau saya lebih baik dari anak itu, saya bisa membeli baju, tas, makeup, tanpa harus mencuri, jadi saya iklaskan saja. Itu tadi cerita menjengkelkan yang saya alami, maaf kalau tulisan saya biasa-biasa saja :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun