Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bang Sandi Uno? Tempe Tipis ATM? Banyumas Gudangnya

11 September 2018   17:30 Diperbarui: 11 September 2018   18:18 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempe tipis ATM? Ala lha ... Bang Sandi Uno kelihatannya belum pernah ke Banyumas, tlatah leluhur pasangannya, Kang Prabowo Subianto. 

Silakan ke Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas, di sana penjual tempe tipis setipis ATM mlarah-mlarah ada di mana-mana. Baik yang mentah atau yang sudah matang, digoreng dengan dua versi. Versi kering disebut kripik dan versi basah atau mendho disebut mendhoan.

Kini mendhoan ada di mana-mana dengan diseversikasinya. Ngeplok mendhoan jadi ingat Banyumas, mendhoan tersaji di seantero kota di Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri. Jadi, mendhoan ini contoh nyata adanya tempe setipis ATM. Masyarakat sudah tak terkejut lagi adanya tempe mendhoan ini ketika Bang Sandi mengatakan bahwa tempe jadi setipis ATM karena dollar naik, rupiah melemah.

Maka, jadilah heboh geger moer ketika seorang pedagang makanan di Sokaraja, timur Purwokerto, mamatenkan mendhoan menjadi hak miliknya.

Ketika Kemenkum HAM mengeluarkan sertifikat merek 'mendhoan' kepada Fudji Wong dengan nomor IDM000237714 yang terdaftar pada 23 Februari 2010 dan berlaku hingga 15 Mei 2018. Wong mengantongi kelas merek 29 yang didaftarkan tahun 2008 dan terdaftar 23 Februari 2010 dan baru meledak tahun 2015 ketika diketahui masyarakat Banyumas.

Paten mendhoan memicu reaksi, semua orang protes, dari Bupati, pejabat Pemda, pakar gizi sampai budayawan. Bupati Banyumas, Achmad Husein melaporkan hak paten merek mendhoan ini kepada Kemenkumham. "Kami akan melaporkannya ke Kemenkum HAM, kalau secara persuasif atau pendekatan sosial tidak berhasil," jelasnya. Alasannya, karena paten mendhoan ini akan menimbulkan kontroversi bisa menyebabkan gejolak sosial dan kegelisahan masyarakat.

Menhoan, memang nylekamin enak pisan dan bergizi,

Bang Sandi Uno, kiranya nanti saat kampanye ke daerah-daerah, ajaklah Kang Prabowo Subianto dan mampirlah ke Banyumas sekalian ziarah dan setelah menuaikan tugas-tugas politik, santailah medang clebek ngeplok mendhoan di Purwokerto. Jan nylekamin pisan pokoke.

Mendhoan memang bergizi, menurut Kepala Puslit Gizi dan Kesehatan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto Prof. Dr. Rifda Naufalin, S.P. Msi. Tempe mendoan menjadi lebih bergizi karena dibuat dalam bentuk tipis sehingga jamur rhizopus oligosporus lebih banyak. Adapun tempe pada umumnya dibuat dalam bentuk tebal sehingga jamurnya lebih sedikit.

Baik tempe dan mendhoan, memang sama-sama dibuat dari kedelai. Tetapi kandungan jamur mendhoan yang lebih banyak dibanding tempe biasa, maka mendoan lebih unggul dibanding tempe biasa.

Keunggulan kedua adalah dari unsur penggorengan. Tempe biasa digoreng hingga matang, bahkan sampai kering. Alhasil, kandungan gizi tempe biasa ini akan larut karena digoreng terlalu lama. Adapun mendhoan digoreng sebentar dan setengah matang sehingga kandungan gizi dalam mendhoan tidak larut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun