Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kethoprak Banyumas Empas-empis Nyaris Habis

25 Juli 2018   15:33 Diperbarui: 26 Juli 2018   14:26 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
indonesianwonderland.blogspot.com


Tetangga saya, satu gang, sebelah barat rumah saya, boleh dibilang gigih untuk nguri-uri kethoprak. Eee ... yang dimaksud kethoprak di sini bukan makanan Betawi yang kalau di Purwokerto mirip dengan lotek atau tahu kecrot. Kethoprak ini adalah teater tradisional, teater rakyat dari Yogyakarta, lalu berkembang ke daerah-daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Orang-orang zaman old tahun 70-an  di Purwokerto dan Banyumas umumnya pasti masih ingat para roll bintang kethoprak yang siaran di RRI Purwokerto setiap Minggu siang mulai pukul 12.00 dan Kamis malam pukul 21.00. Primadonanya Suliah ditemani duo Peyang Penjol trio lawak kethoprak yang legendaris dan bintang roll-nya Sugimin.

Kini, walau RRI Purwokerto masih menyiarkan dengan cara rekaman, ada lima grup kethoprak yang mengisi siaran di RRI itu keadaanya empas-empis, melasi banget. Tapi, jangan dulu kita bahas empas-empisnya grup kethoprak yang siaran di RRI itu, saya mau kembali ke  tetangga dekat saya itu. Namanya Sriyono asli Solo, pendidikan Konservatori Surakarta dan  jadi guru karawitan di SMAN favorit di Purwokerto.

Nah, ini bulan Juli mendekati Agustus di mana kampung di pelosok Nusantara akan sibuk menyiapkan berbagai acara untuk agustusan, memperingati ulang tahun kemerdekaan RI. Pak Sri, begitu panggilan para tetangga di RT-nya, tiap tahun juga sibuk menyiapkan acara  untuk perayaan 17-an, gelarannya pasti kethoprak.

Kethoprak Guyon Pinggir Lepen, begitulah nama grup kethopraknya Pak Sri. Latihan di rumahnya yang di pinggir kali, seperangkat gamelan dimilikinya sendiri, melatih ibu-ibu, bapak-bapak, remaja dan anak-anak untuk bermain gamelan, ngrawit untuk iringan  pentas kethoprak.

Yah, tentu saja bekah-bekuh mengajari orang untuk  menekuni seni tradisional yang sudah langka di zaman ini. Lebih-lebih bila ambil lakon Mataraman yang harus berbahasa bandhek, basa wetanan, daerah asal kethoprak. Lha, wong Purwokerto, wong Banyumas kuwe basane ngapak  ko pake bahasa Ngayogyakarta, ya pating clethot ora karuan.

Perjuangan berat bagi Pak Sri. Ya, melatih karawitan, ya melatih antawacana (dialog) wong ngapak kudu bandhekan, jadi sutradara, jadi dalang dan seksi perlengkapan; karena harus cari pinjaman kostum, kelir dll. Pokoknya rebyek kalau mau pentas  kethoprak.

kesenian-adatdaerah.blogpost.com
kesenian-adatdaerah.blogpost.com
Nah, kini kembali ke jaman old. Di mana masyarakat Banyumas Raya, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap dan Kebumen yang bisa menangkap siaran kethoprak pendhak malam Jumat dan Minggu siang dibuat kepingkel-pingkel lawakan Peyang-Penjol dan Suliah dan kesengsem para gadis desa, ibu-ibu apalagi  randa, akan rayuan gombal bintang/roll Sugimin yang timbre dan intonasinya merayu putri kedhaton membuat para pemujanya kleyengan.

 Para fans  Peyang Penjol (kethoprak binaan Komtares/komando antar Resort/Polwil) dan Sugimin-Suliah  (kethoprak binaan Komres/Komando Resort/Polres) bisa mendengar lewat radio transistor di warung-warung kopi, gardu ronda, terminal dan pangkalan becak. Pendengar kethoprak umumnya adalah kalangan bawah dan waktu itu belum ada televisi, jadi tidak menyaingi radio.

Kini, ketika  saya ke RRI Purwokerto, diterima Emilia, mantan murid saya di SMP yang jadi sinden di RRI Purwokerto. Dari mantan murid saya itu yang pernah saya dapuk jadi sinden pada pementasan kethoprak lesung dengan lakon Bandung Bondowosa tahun 1984 di Gedung Kesenian Soetedja, saya memperoleh informasi keadaan siaran kethoprak di RRI.

Ada lima grup kethoprak yang siaran di RRI Purwokerto. 1. Aji Satria Kencana pimpinan  Sarno, dari Purwosari, Purwokerto Utara. 2. Wahyu Kencana:  Wahyudi, Kediri, Karanglewas. 3. Sekar Budaya: Solichin, Tanjung Elok, Purwokerto Selatan. 4. Langen Budaya : Kendar, Banyumas dan 5. Cekak Aos: Marko, Berkoh, Purwokerto Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun