Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kethoprak Banyumas Empas-empis Nyaris Habis

25 Juli 2018   15:33 Diperbarui: 26 Juli 2018   14:26 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada lima grup kethoprak, deneng akeh ya? Walaupun lima, tapi krunya sama, khususnya karawitannya. Peraga saling bon-nonan, jadi jumlah personel ya itu itu saja.

Waktu siaran, setiap Minggu siang pukul 11.30 WIB dengan cara rekaman setiap Kamis sekaligus untuk dua episode. Tampil siaran berurutan, dua episode. Dengan honor rekaman dua episode Rp 400 ribu.

Ala la ... honor Rp 200 ribu sekali siaran debagi wong seudan? Doresani pisan! Lha, duit rong atus ewu dibagi untuk dhalang, sinden, nayaga dan para peraga. Kalau dijumlah bisa sampai dua puluh orang lebih. Masing-masing dapat sepuluhewuan, lha buat beli bensin saja kurang. Lebih tragisnya lagi, honor itu keluar dari RRI setelah tiga bulan. Lha, yang tombok ya bas-nya   (pemimpin).

Solichin, bas kethoprak Sekar Budaya ketika saya temui, kebetulan teman, seorang pelukis yang guru SD, menceritakan betapa pilunya jadi bas ngurusi kethoprak. Memang kadang-kadang entah berapa tahun, ada yang nanggap kethoprak.

Repotnya, mengordinasikan para pendukung, maka sistem bon-bonan terjadi. Semua hanya karena kadhung tresna, walaupun rebyek tur ora sepiraa, eman-eman ditinggalna. 

Bicara tanggapan kethoprak, memang jarang orang nanggap kethoprak ketika hajatan. Paling, kalau lagi ada instansi yang mau nanggap kethoprak  untuk acara hari besar nasional atau ulang tahun instansi tersebut.

Kethoprak tobong, yang menggelar kethoprak dengan berpindah-pindah kini sudah tiada. Tak hanya di Banyumas Raya, di wilayah lain pun kelihatan seperti itu, bahkan di asal kelahiran kethoprak.

Bagaimana agar kethoprak tidak musnah?

Pemerintah daerah harus turun tangan. Di Kabupaten Gunung Kidul, Pemda setempat selalu menyelenggarakan festival kethoprak. Di Klaten, ada festival kethoprak pelajar dan itu loh mantan bintang bulutangkis China, Huang Hua yang sudah jadi warga Klaten bersama suaminya berpasangan menjadi pelakon kethoprak yang diselenggarakan oleh yayasannya sang suami.

Kapan ya, Pemda Banyumas open pada kethoprak? Kasihan Pak Sri tetangga saya, yang selalu bekah-bekuh, rebyek, korban perasaan korban uang demi memanggungkan kethoprak pada perayaan 17-an di RT-nya, juga agar grup-grup kethoprak di Banyumas hidupnya tidak makin empas-empis lalu habis.

Alouhumma ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun