Minum teh manis saat sore nyamil mendhoan, ingat Banyumas. Ngopi malam nggaet mendhoan, kemutan Banyumas. Sarapan pagi ngeplokmendhoan kangen Banyumas. Ya, mendhoan makanan khas Banyumas sekarang ada di mana-mana, bahkan sampai mancanegara, bukan saja monopoli orang Banyumas.
Wong penginyongan, tlatah ngapak, Banyumas Raya, meliputi Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, Kebumen sampai ke wilayah pantura barat selalu akrab dengan mendhoan. Bukan saja di kampung halamannya mendhoan menjadi klangenan, mereka yang merantau ke mana-mana ke seluruh Nusantara dan mancanegara membawa mendhoan makin terkenal dan berkibar. Mendhoan kini menjadi makanan nasional dan kangenan di negeri orang.
Lihat saja pedagang gorengan yang jualan di warung, dasar di pasar, gerobag di perempatan jalan, restoran, kafe dan hotel berbintang menu mendhoan pasti tersaji, lengkap dengan cengis untuk nyigitan atau sambal kecap untuk cocolan. Dari harga limang atusan sampai limang ewuan, mendhoan amblas terlebih dahulu dibanding pisang goreng, tahu isi, bakwan, combro dan gorengan lainnya. Fenomena ini bukan saja ada di tlatah kampung halamannya sendiri, tetapi ada di mana-mana di kota-kota di Nusantara.
Maka, jadilah heboh geger moer ketika seorang pedagang makanan di Sokaraja, timur Purwokerto, mamatenkan mendhoan menjadi hak miliknya. Ketika Kemenkum HAM mengeluarkan sertifikat merek 'mendhoan' kepada Fudji Wong dengan nomor IDM000237714 yang terdaftar pada 23 Februari 2010 dan berlaku hingga 15 Mei 2018. Wong mengantongi kelas merek 29 yang didaftarkan  tahun 2008 dan terdaftar 23 Februari 2010 dan baru meledak tahun 2015 ketika diketahui masyarakat Banyumas.
Paten mendhoan memicu reaksi, semua orang protes, dari Bupati,  pejabat  Pemda, pakar gizi sampai budayawan. Bupati Banyumas, Achmad Husein melaporkan hak paten merek mendhoan ini kepada Kemenkumham. "Kami akan melaporkannya ke Kemenkum HAM, kalau secara persuasif atau pendekatan sosial tidak berhasil," jelasnya. Alasannya, karena paten mendhoan ini akan menimbulkan kontroversi bisa menyebabkan gejolak sosial dan kegelisahan masyarakat.
Achmad Tohari, penulis trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, berpendapat, Â "Dari segi budaya, inilah resiko perpindahan dari tradisi budaya tradisional ke budaya modern, ini repotnya. Akan membawa hal-hal seperti ini, dimana hak cipta perorangan itu dilindungi oleh undang-undang," katanya. Dalam konteks tersebut Tohari menilai adanya fenomena mendhoan yang hak paten merk dagangnya dipegang perorangan akan berpotensi menjadi beban dalam masyarakat.
Menurutnya, harus ada aturan yang melarang nama seperti gethuk, srondol menjadi nama dagang, itu nama jenis. Nama jenis itu milik semua seperti air, udara, angin tidak dapat dipatenkan. Pemerintah dan DPR harus merancang undang-undang di mana barang yang merupakan ciptaan bersama tidak boleh diklaim menjadi milik pribadi.
![fotofakta.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/21/images-2-5ab21966bde57513d453f786.jpg?t=o&v=770)
![enyakbanget.blogspot.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/21/download-5-5ab21adbf13344351f620f02.jpg?t=o&v=770)
Menurut Kepala Puslit Gizi dan Kesehatan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto Prof. Dr. Rifda Naufalin, S.P. Msi. Â Tempe mendoan menjadi lebih bergizi karena dibuat dalam bentuk tipis sehingga jamur rhizopus oligosporus lebih banyak. Adapun tempe pada umumnya dibuat dalam bentuk tebal sehingga jamurnya lebih sedikit.
Baik tempe dan mendhoan, memang sama-sama dibuat dari kedelai. Tetapi kandungan jamur mendhoan yang lebih banyak dibanding tempe biasa, maka mendoan lebih unggul dibanding tempe biasa.Keunggulan kedua adalah dari unsur penggorengan. Tempe biasa digoreng hingga matang, bahkan  sampai kering. Alhasil, kandungan gizi tempe biasa ini akan larut karena digoreng terlalu lama. Adapun mendhoan digoreng sebentar dan setengah matang sehingga kandungan gizi dalam mendhoan tidak larut.
Namun demikian, mendhoan akhirnya menjadi mengandung minyak lebih banyak karena digoreng sebentar. Adapun tempe biasa yang digoreng kering kandungan minyaknya lebih sedikit. Maka yang paling afdol dan nikmat ngeplok mendhoan ditemani minuman hangat, apa itu teh manis atau kopi kental, oh nikmatnya selangit.