Mohon tunggu...
Saepullah
Saepullah Mohon Tunggu... Guru - Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompas TV Bangkitkan Asa Sineas Muda dalam FFPI 2015 untuk Mencintai Indonesia

4 Februari 2016   05:57 Diperbarui: 4 Februari 2016   06:49 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="banner FFPI 2015"][/caption]

Inilah pengalaman pertama saya dalam menonton film pendek secara langsung. Bertajuk Festival Film Pendek Indonesia (disingkat FFPI) 2015, Indonesiaku Kebanggaanku, akhirnya dilahirkan sineas muda berbakat. Pada kesempatan yang berharga itu pula dihadirkan di hadapan penonton 10 film yang berhasil masuk menjadi finalis FFPI 2015 dilanjutkan dengan penganugerahan pemenang FFPI 2015.

[caption caption="banner FFPI 2015"]

[/caption]

FFPI 2015 adalah FFPI kedua yang dilaksanakan oleh Kompas TV, dimana sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2014. Pada FFPI 2015 dengan tajuk Indonesiaku Kebangganku tersebut, Kompas TV berhasil menggaet sineas muda berbakat dari negeri Indonesia mulai dari Pelajar, Mahasiswa, maupun umum. Keberhasilan Kompas TV dalam membangun asa sineas muda justru lebih membangun kepada kecintaan kepada Indonesia. 10 Finalis yang berhasil masuk menjadi finalis menampilkan film yang unik dan kuat pesan dari film yang berdurasi singkat.

10 finalis tersebut terbagi menjadi kategori Pelajar dan Umum. Pada finalis kategori Pelajar, yaitu Ali-Ali Setan (SMK YPLP Perwira Purbalingga), Coblosan (SMK Kurasari Purbalingga), Kotak Pusaka (SMK Negeri 51 Jakarta), Samin Surosentiko (Sanggar Seni Sekar Tanjung) dan Surya The School Gangs (SMK Muhammadiyah 1 Temanggung). Sedangkan pada finalis kategori umum, yaitu Bubar, Jalan ! (produksi Rumahku Films), Nilep (produksi Ravacana Films), Ojo Sok-sokan (produksi Sebelas Sinema Pictures), Opor Operan (produksi Sebelas Sinema Pictures), dan Ruwat (produksi Tanahijau Kreative).

Kesepuluh finalis tersebut merupakan hasil saringan dari 20 besar diantara 200 karya yang masuk ke meja panitia. Bimo Setiawan, selaku Direktur Kompas TV mengatakan bahwa penyaringan finalis bukanlah perkara membalikkan telapak tangan dengan mudah. " Saya tidak sanggup menjaring 200 an karya yang masuk sejak 1 Oktober hingga 18 Desember 2015 silam untuk menjadi pemenang," pungkas Bimo saat movie screening di Galeri Indonesia Kaya.

Film Pendek yang terjaring memiliki kekhasan masing-masing dengan keunikan ide masing-masing. Sebagai contoh pada kategori umum, terdapat film dengan judul ojo sok-sokan yang menceritakan tentang dua orang pria yang sedang duduk di sebuah warung. Saat itu mereka menginginkan gadget terbaru yang mahal. Pada saat bersamaan datanglah seorang wanita yang berbicara dengan teman-temannya dengan bahasa gaul ala Jakarta yang khas karena mereka datang dari Jakarta. Dan pria ini berbicara dengan wanita tersebut dengan bahasa gaul ala Jakarta. Namun, saat di akhir cerita wanita tersebut ternyata fasih berbicara Jawa yang halus. Hal ini menandakan bahwa Indonesia memiliki ciri khas bahasa Indonesia serta daerah yang tidak boleh dilupakan.

Finalis berikutnya dengan judul Ruwat mengisahkan tentang anak yang berambut Gimbal di dataran tinggi Dieng yang harus di ruwat (tolak bala) . Anak ini memiliki trauma tentang ketakutan terhadap katak. Di saat akan di ruwat anak ini memberikan syarat agar dihadiahkan pergi ke Hongkong oleh orang tuanya. Orang tuanya menyetujui syarat dari sang anak. Namun, jalan-jalan ke Hongkong akan terlaksana jika sang anak menyuruh anak memenangkan lomba balap karung. Saat sang anak mencapai posisi final, katak ditaruh pada lintasan balap karung. Meskipun terdapat katak, demi menuju Hongkong sang anak berhasil memenangkan lomba balap karung. Namun, sangat disayangkan sang anak akhirnya urung berangkat ke Hongkong karena ternyata sang anak mengetahui bahwa di Hongkong masyarakatnya banyak makan katak. Hal ini diketahui sang anak saat ayahnya hendak menjual sapi. Film ini memberikan pesan moral bahwa Di negeri orang berbeda dengan negeri sendiri yang memiliki budaya yang lebih indah dan menarik.

Film Nilep menceritakan tentang tukang mainan anak keliling yang menjual lotere (undian). Pada saat sedang berjualan, datanglah keempat anak yang memiliki kejujuran berbeda. Dua anak beranggapan bahwa penjual berlaku tidak jujur dengan memasang nomor kosong sehingga anak-anak penasaran dan terus mencoba keuntungan dalam lotere tersebut. Berbeda dengan dua anak tadi, dua anak berikutnya tetap pada prinsip kejujuran mereka bahwa apapun yang dilakukan sang penjual tetap tidak boleh melakukan tindakan kejahatan dengan balas dendam dengan mencuri mainan sang penjual yang merupakan hadiah dari lotere. Di film ini nilai moral tentang kejujuran begitu terasa kekhasan Indonesianya.

Finalis berikutnya dengan kategori umum yaitu film berjudul opor-operan yang bertutur tentang suasana menjelang lebara. Ciri khas lebaran di Indonesia yaitu menu opor ayam. Namun, apa jadinya jika opor ayam yang dibuat tersebut dibagikan ke tetangga dan kembali lagi kepada sang pemberi di awal. Disinilah film ini bertutur tentang ceritanya, dimana memberikan pesan bahwa sebuah tanggung jawab harus diselesaikan dengan penuh ketuntasan bukan saling oper-operan. Inilah kritik social dalam film ini kepada masyarakat Indonesia yang sering melakukan hal tersebut.

Dan finalis terakhir untuk kategori umum yaitu Bubar, Jalan! Film ini kental dengan rasa nasionalisme dan pesan-pesan social lainnya seperti tanggung jawab dan kejujuran. Film dengan latar bahwa sebuah tanggung jawab sebagai pemimpin upacara bendera harus diselesaikan dengan sebuah tanggung jawab yang tinggi. Tokoh utama film ini berusaha agar melaksanakan tugas menjadi pemimpin upacara bendera dengan penuh ketuntasan. Dan benar saja, dengan kritik social dan mengambil pesan nasionalisme terhadap bangsa Indonesia, film ini berhasil menyabet menjadi juara pertama untuk kategori Umum.Hadiah yang didapat yaitu uang tunai sebesar 8 juta dan kamera GoPro Hero 3+.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun