Guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Guru bisa menjadi inspiratory anak didik di kemudian hari saat anak didik dewasa, bahkan hingga anak didik tua, guru akan selalu dikenangnya. Meskipun guru tanpa pamrih, tanpa penghargaan, hingga tanpa tanda jasa yang didapatnya namun seorang guru selalu mengabdikan diri dan tubuhnya untuk kemajuan perkembangan anak didik dan orang lain juga. Begitu besar tugas dan kewajiban seorang guru yang bahkan waktu 24 jam tidakcukup untuk menjadikan seorang guru dalam mengemban amanahnya sebagai seorang guru. Lalu bagaimana dengan penghidupan seorang guru yang senantiasa mengabdikan dirinya full lebih dari 24 jam menjadi seorang yang bisa berarti dan penuh makna bagi peserta didik?
Seorang guru bisa menjadi lebih berarti dengan sebuah perbuatan yang dilakukannya. Perbuatan dan aktivitas guru yang menginspirasi dan mengapresiasi diri akan selalu dikenang dan terkenang. Apakah aktivitas ini hanya dikelas saja? Tentu tidak, aktivitas guru harus ditunjang dengan aktivitas yang membangun untuk terus menginspirasi anak bangsa menjadi lebih baik, apakah melalui aktivitas di kelas, sekolah hingga aktivitas diluar.
Sejenak mari melihat sebuah petuah pesan dari Ki Hajar Dewantara,berujar bahwa peranan guru adalah ““Ing Ngarsa Sung Tulada” (Didepan, Seorang Guru atau Pendidik itu Harus Mampu Memberi Teladan atau Menjadi Contoh Perbuatan atau Perilaku yang Baik), “Ing Madya Mangun Karsa” (Ditengah-tengah atau Diantara Para Peserta Didik, Seorang Guru atau Pendidik Harus Mampu Menciptakan Prakarsa, Ide ataupun Gagasan-Gagasan yang Kreatif dan Inovatif Demi Kemajuan Peserta Didik), dan “Tut Wuri Handayani” (Dari Belakang, Seorang Guru atau Pendidik Harus Mampu Memberikan Dorongan, Motivasi, Arahan Serta Nasehat yang Bijaksana Untuk Bekal Para Peserta Didik).
Dengan melihat sebuah petuah dari Ki Hajar Dewantara maka sangat perlulah kepada guru untuk senantiasa menginspirasi dengan menulis tentunya. Menulis ini bukan saja akan menginspirasi peserta didik namun seluruh orang pun bisa membaca apa yang ditulis melalui inspirasi yang ditulis oleh seorang guru. Begitu pun yang saya rasakan dalam hal mendidik di kelas maupun di luar kelas dengan menulis tentunya.
Berikut saya uraikan beberapa pengalaman saya dalam menulis. Tahun 2010 saya mulai menggiatkan aktivitas menulis saya. Dengan mengikuti beberapa lomba tentunya. Saya yang mengikuti lomba yang bertajuk secret of writing. Dalam lomba itu saya mengikutkan tulisan saya yang berjudul Inspirator Dunia. Tulisan itu adalah tulisan saya yang menginspirasi dan membuahkan hasil. Berkat tulisan itu saya berhasil masuk sebagai 10 tulisan terbaik dalam lomba tersebut. Sebagai hadiahnya, saya mendapat sebuah hadiah berupa tampilnya tulisan saya beserta puluhan tulisan terbaik lainnya dalam sebuah buku yang berjudul
serta tiket untuk pelatihan menulis cerpen.Lalu, berkat pelatihan cerpen itu saya juga kembali menggiatkan tulisan fiksi saya. Berkat pembelajaran yang serius saya juga pernah masuk dalam 25 karya terbaik Commedication. Karyaini akhirnya dibukukan dalam sebuah buku
[caption id="attachment_336725" align="aligncenter" width="700" caption="Tulisanku terdapat di buku-buku ini (dokumentasi pribadi)"][/caption]
1. 1. Menambah amalan pahala.
Ya, tentu benar adanya jika kita melakukan suatu yang bermanfaat tentu Tuhan tidak segan-segan memberikan balasan yang setimpal. Ini adalah sebuah amalan yang utama karena sejalan dengan tugas guru yang tanpa mengharap tanda jasa, yaitu dengan adanya balasan yang lebih baik oleh Tuhan.
2. 2. Mendapat nilai lebih dalam keprofesian.
Dengan menulis maka seorang guru akan menambah nilai keprofesiannya. Hal ini sejalan dengan amanat bagi seorang guru yang terakreditas untuk dapat menambah nilainya dalam akreditasinya. Namun, bagi yang belum juga bisa sebagai awal dalam memulai untuk bisa mengembangkan diri lebih baik.
3. 3. Mendapat penghargaan/award
Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu yaitu mendapat award/penghargaan. Hal ini jika apa yang ditulis seorang guru diikutkan dalam sebuah lomba/event terkait tulisan. Sebuah kebermanfaatan yang lebih baik tentunya.
4. 4. Mendapat apresiasi dan inspirasi
Melalui tulisan seorang guru juga bisa mendapat sebuah apresiasi yang lebih dari yang lainnya. Sebagai contoh, sebuah pengalaman yang saya tuliskan di atas beberapa peserta didik maupun teman sejawat guru mengapresiasi tulisan saya dan meminta untuk bisa mengajarkan menulis kepadanya. Apa sih rumus untuk menulis? Jawaban yang sering diutarakan yaitu menulis, menulis, menulis dan membaca. Tentu saja menulis tidak bisa serta merta hadir, tapi menulis adalah sebuah habit yang akan tercipta dengan baik dengan sebuah pelatihan yang continue.
Lalu, dalam hal inspirasi sebuah tulisan guru akan bermanfaat selain apa yang dikerjakan selama di kelas. Dalam buku Oase Pendidikan di Indonesia yang diterbitkan oleh Penerbit Tanoto Foundation terlihat bagaimana sebuah inspirasi yang ditularkan oleh guru dalam mengajar dan menjalankan sebuah tugas sebagai guru.
Nah, kiranya perlu diperhatikan bahwa tugas seorang guru yaitu tugas professional, tugas social dan tugas individu. Ketiga tugas itu akan dapat dijalankan dengan baik dengan melalui tulisan yang lebih baik dan menginspirasi. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H