[caption caption="adegan dalam film Limitless The Series (diambil dari cbs.com)"][/caption]
Limitless The Series merupakan film science fiction yang pertama kali tayang di layar kaca di Indonesia melalui channel 22 K-Vision. Sebelumnya film Limitless ditayangkan di bioskop pada tahun 2011 dengan tokoh yang juga mumpuni. Film Limitless the movie meraih sukses penuh kegemilangan berkat actor yang berperan secara totalitas. Dan pada kisah Limitless The Series, sang tokoh utama pada Limitless The Movie menjadi sutradara sekaligus pemain juga.
Public Relations K-Vision, Roxanna Rufolda Silalahi (Riry) mengatakan, Film Limitless The Series ini ditengarai akan meraup sukses seperti Limitless The Movie. “Dengan acting yang ada dalam film Limitless The Series semoga bisa mendulang kesuksesan seperti Limitless The Movie,” ucap Riry kepada media sebelum memulai tayangan perdananya di Cinemaxx fx Sudirman.
Berbeda dengan film Limitless The Movie yang menceritakan tentang kisah seorang penulis yang gagal, namun pada Film Limitless The Series menceritakan tentang kisah seorang pemuda yang kurang beruntung.
Pemuda yang kurang beruntung tersebut yaitu Brian Finch yang diperankan oleh Jake Mc Doorman. Finch, panggilan Brian Finch, adalah seorang pemuda yang hopeless membuat sebuah band bersama teman-temannya. Finch dengan band bersama teman-temannya tersebut hanya manggung dari café ke café.
Ayahnya Finch justru mengharapkan Finch menjadi seorang dokter. Namun, Finch tetap bersikukuh untuk menjadi pemain band meskipun teman-temannya berhenti bermain band. Finch akhirnya hanya solo dalam bermusik.
Dalam ke-solo-annya bermain music akhirnya Finch mencoba untuk bermusik, namun tetap tidak bisa. Kondisi ini ditengarai pula dengan kisah sang ayah Finch yang akhirnya jatuh sakit.
Untuk menolong ayahnya yang didiagnosa penyakit kelainan hati, Finch berusaha bekerja pada bagian administrasi berkas di sebuah perusahaan. Saat sedang bekerja, Finch justru membuat kesalahan yaitu tidur saat bekerja. Kondisi ini membuat supervisornya melaporkan tindakan Finch kepada manajernya. Manajernya nya lah yang akhirnya turun tangan mengingatkan Finch.
Namun, saat manajer tersebut bertemu Finch, Finch sungguh terperangah. Ternyata sang manajer yang bernama Eli tersebut adalah teman bermain band Finch yang telah meninggalkan bandnya. Finch pun akhirnya berbincang dengan Eli. Saat perbincangan makan siang, Eli memberikan sebuah obat jenis NZT-48 kepada Finch. Finch pun meminumnya. Saat meminum obat tersebut ternyata efeknya luar biasa dahsyat.
Finch berhasil mensortir tumpukan kertas di bagian administrasi tersebut dengan cepat. Obat NZT tersebut ternyata memperdayakan kinerja fungsi otak dengan cepat. Kemampuan daya ingat, analisa bahkan hingga daya analisa memory bisa bertambah dengan cepat. Disinilah keunikan film ini melalui obat perangsang sejenis Narkoba yang bernama NZT-48. Namun, keunikan film ini justru bisa berdampak kepada penonton. Dampak tersebut yaitu sebuah zat narkoba justru dibuat wah dan memberikan efek positif. Sebuah masukan penulis kepada film Limitless The Series yaitu sebaiknya pada awal pemutaran film ini diberi label “film ini adalah hanya fiksi belaka. Nama, Tempat, dan benda yang terdapat di dalam film ini hanyalah ilusi yang tidak akan pernah terjadi.” Begitu mungkin lebih pas nya.