Mohon tunggu...
Saepullah
Saepullah Mohon Tunggu... Guru - Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

A Place Called Silence, Film Genre Kriminal Thriller Tentang Bullying yang Mencekam bagi Pelaku

29 September 2024   21:11 Diperbarui: 29 September 2024   21:25 11556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film A Place Called Silence (dok. The United Kingdom) 

Elemen slasher ini membantu menambah bumbu ketegangan yang membuat cerita tetap segar dan menarik di antara tema-tema sosial yang berat. Gabungan antara cerita detektif, pembunuhan berantai, dan isu-isu sosial seperti bullying dan kekerasan dalam rumah tangga membuat film ini terasa unik dalam pendekatannya.

Dari segi akting, Janine Chang dan Wang Shengdi patut mendapatkan pujian untuk penampilan mereka sebagai ibu dan anak yang saling mendukung dalam menghadapi kesulitan hidup. Hubungan emosional antara Li Han dan Tong terasa sangat nyata, terutama dalam cara mereka saling melindungi dan merawat satu sama lain. Akting Wang Shengdi sebagai Tong yang bisu, meskipun sulit, mampu mengkomunikasikan penderitaan yang dialami karakternya dengan sangat baik, bahkan tanpa dialog.

Wang Chuanjun juga memberikan penampilan yang solid sebagai Lin Zaifu, pekerja sosial yang tampaknya memiliki sisi gelap yang tersembunyi. Karakternya yang misterius menambah ketegangan dalam narasi, meskipun perannya dalam cerita mungkin tidak sebesar yang diharapkan. 

Sementara itu, Francis Ng tampil sebagai Brother Dai, penyidik yang tidak banyak basa-basi dan memiliki kecenderungan untuk mudah marah. Sayangnya, karakternya tidak diberikan banyak latar belakang, yang membuat motivasi di balik perilakunya terasa sedikit kurang jelas dan terpisah dari keseluruhan cerita.

Sutradara Quah juga mencoba meringankan suasana suram film ini dengan menyelipkan elemen komedi melalui karakter induk semang yang usil. Namun, beberapa adegan komedi ini terasa tidak pada tempatnya dan canggung, mengingat tema film yang sangat berat dan gelap. Selain itu, adegan di tengah kredit yang mengungkap perubahan pada salah satu karakter utama terasa sedikit dipaksakan dan tidak terlalu memberikan dampak besar pada cerita keseluruhan.

Secara keseluruhan, A Place Called Silence mungkin tidak sempurna, namun berhasil menawarkan sebuah pengalaman menonton yang memikat. Film ini mungkin tidak sekuat film-film thriller lainnya seperti Sheep Without Shepherd (2019) yang merupakan adaptasi dari Drishyam (2015), namun tetap mampu menghibur dengan elemen misteri, pembunuhan, dan isu sosial yang relevan. Quah telah menunjukkan kemampuan yang baik dalam menyutradarai sebuah cerita yang memadukan berbagai elemen genre dan berhasil menjaga perhatian penonton hingga akhir.

Poster film A Place Called Silence (dok. The United Kingdom) 
Poster film A Place Called Silence (dok. The United Kingdom) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun