Di kala istri sedang ngidam, biasanya sang suami dengan serta merta menuruti keinginan istri agar kelak anaknya lahir tidak ngeces. Bagi sebagian orang yang mempercayai hal tersebut, memang suami otomatis menuruti keinginan istri dengan segala daya upaya. Begitu juga yang tertuang dalam sebuah film pendek berjudul Ngidam.
Saya agak terkesima saat mengetahui bahwa Film Pendek Ngidam ini ternyata merupakan sebuah karya dari komunitas KOMIK. Itu lho komunitas pencinta film yang ada di kompasiana. Saya salut untuk perjuangan para KOMIKers (sebutan para anggota komunitas KOMIK) yang telah berjuang dalam melahirkan karya Film Pendek Ngidam.
Film Pendek Ngidam ini merupakan potret dari kehidupan keseharian masyarakat di Ibukota Jakarta. Sebuah nuansa betapa makanan khas asli dari Betawi (suku asli Jakarta) begitu sulit ditemukan. Inilah sebuah kritikan sosial bahwa makanan khas asli daerah (khususnya Betawi) tidak boleh terlupakan atau tergantikan. Terkait makanan khas Betawi ini menjadi sebuah pemanis ide film pendek Ngidam ini. Ternyata, ide cerita ini mirip seperti yang tertuang dalam film layar lebar Aruna dan lidahnya. Namun, Ngidam lebih bereksplor dengan kekhasan potret masyarakat yang meyakini adanya mitos terkait anak yang lahir akan 'ngeces' jika tidak dituruti keinginan saat ngidamnya sang istri. Ternyata, sebuah mitos ini memang masih banyak diyakini oleh masyarakat hinggsa saat ini.
 Â
Film Pendek Ngidam ini memang bercerita tentang Abdul (diperankan Kak Jek) yang merasakan kesulitan untuk menuruti keinginan istrinya yang sedang ngidam makanan khas dari Betawi. Makanan khas Betawi mulai dari Pucung Gabus, Babanci, Selendang Mayang, Semur Jengkol, Nasi Ulam terurai dalam film pendek Ngidam berdurasi 20-an menit. Saya lebih mengkritisi terkait makanan tersebut hanya dalam bentuk ucapan dan tidak diperlihatkan bentuk aslinya. Mungkin, inilah yang berusaha dijadikan pesan agar penikmat film bisa mencari tahu makanan khas Betawi tersebut. Nah, tepat sekali akhirnya saya selaku penikmat film akhirnya harus mencari tahu makanan tersebut dan bagaimana rasanya.
Film Pendek Ngidam ini juga disuguhi kondisi masyarakat khususnya ibu-ibu yang juga suka bergosip. Bergosip ala kekinian dengan era modernisasi yaitu melalui media sosial dengan siaran langsungnya pada kanal tertentu. Hal ini semakin menarik untuk menunjukkan adanya sebuah pertautan makna dari adanya budaya gosip dengan hal yang positif lainnya. Film Pendek Ngidam ini memang merupakan salah satu dari tiga pemenang yang mendapatkan biaya produksi untuk Jakarta Film Week 2023 (JFW2023). Film Pendek Ngidam ini bisa disaksikan secara gratis melalui vidio.com atau aplikasi vidio sejak 26-29 Oktober 2023.
Akhirnya setelah menonton hingga akhir film ini memberikan sebuah bukti dari adanya kondisi ngidam si Lela (istri Abdul). Dan ini terjawab terkait kondisi ngidam Lela (diperankan Amanda Gondowijoyo) sebenarnya. Atau mungkin memang ditambah pemanis untuk melihat kondisi kekinian masyarakat yang modernis di Ibukota Jakarta. Salut untuk Film Pendek Ngidam ini yang berusaha mengembalikan cita rasa masakan Betawi untuk dikenalkan kembali ke masyarakat. Saya juga berharap film ini lebih diuraikan agak panjang hingga menjadi Film Lebar agar makanan khas Betawi memang terurai dengan jelas bentuk hingga rasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H