Mohon tunggu...
Saepullah
Saepullah Mohon Tunggu... Guru - Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Film

Angkat Kearifan Lokal Banten, "Yuni" Raih Penghargaan Film Nasional dan Internasional

5 Desember 2021   13:18 Diperbarui: 5 Desember 2021   14:00 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada sebuah keunikan dari film Yuni. Tentang kearifan lokal Banten yang menyatu dan terasa kental selama film berlangsung. Bahkan film ini juga mengangkat sisi-sisi kehidupan masyarakat Banten yang sedang marak hingga saat ini.

Yuni seorang wanita yang memperjuangkan asa pribadi untuk bisa melanjutkan pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi. Selain diberi kepintaran dalam dirinya, tekad Yuni pun kuat untuk melanjutkan ke PT. Dorongan tersebut adalah dari gurunya yaitu Ibu Lies agar Yuni bisa terus melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dengan mendapatkan beasiswa. Ibu Lies juga yang selalu memberikan arahan kepada Yuni agar terus belajar dan gigih seperti Ibu Lies yang juga mengusahakan melanjutkan pendidikannya kembali.

Kegigihan dalam produksi film ini membuahkan hasil hingga bisa meraih penghargaan nasional maupun internasional. Sebutlah penghargaan sebagai Aktris Terbaik yang diraih oleh pemeran Yuni yaitu Arawinda Kirana dalam Festival Film Indonesia tahun 2021. 

Pada FFI 2021 tersebut, Yuni juga mendapatkan 14 nominasi lainnya. Dalam ajang film internasional, Yuni berhasil meraih penghargaan platform prize di ajang Festival Film Internasional Toronto 2021. Serta Yuni juga tayang perdana di ajang Festival Film Bussan 2021.

Yuni berhasil meraih penghargaan dengan nuansa ungu yang ditampilkan selama film berlangsung. Ungu menjadi sebuah warna favorit bagi Yuni. Dari sisi sinematik, penggambaran ungu ini menggambarkan nuansa yang membelenggu bagi tokoh Yuni. 

Dari sisi makna warna sendiri, ungu bisa berarti janda, unik dan eksotisme. Meskipun penggambaran dari setiap sudut warna ungu agak berlebihan jika disematkan kepada seorang pelajar SMA.

Ungu ternyata berhasil memaksa tokoh Yuni. Yuni yang selalu menggunakan pernak-pernik ungu mulai dari Celana, Baju, Tas, Hingga Celana Dalam. Bahkan warna dinding dari kamar Yuni juga berwarna ungu. Lebih dari itu, Yuni pun berusaha merebut ikat rambut berwarna ungu dari temannya. Ini sebuah kekuatan makna, dan dari adegan lainnya juga bernuansa ungu seperti nuansa diskotik dengan warna temaran juga berwarna ungu, hingga saat Yuni berada di salon temannya juga berwarna ungu. Dan ada sisi adegan lain yang bernuansa ungu di sebuah toko saat Yuni menyelidiki Pak Damar, guru Bahasa Indonesianya.

Tentu pergolakan batin Yuni memang menyatu dalam warna ungu. Yuni yang terbelenggu harus menjadi seorang Ibu dan tak perlu melanjutkan hingga ke perguruan tinggi. Kisah patriarki ini diawali dengan penolakan Yuni untuk menikah dengan pria lain. Kali kedua kedatangan seorang pria untuk melamar Yuni juga ditolaknya. Dan ini menjadi luka yang membelenggu dengan adanya sebuah kekuatan mitos yang terjadi di Banten bahwa jika seorang wanita menolak lamaran pria sebanyak dua kali, maka akan sulit untuk mendapatkan jodoh kembali.

Persimpangan jalan lah yang Yuni alami. Hidup dengan seorang nenek yang tidak bisa menuntun bahkan menjadi teman curhatnya. Bahkan orang tuanya yang bekerja di luar kota juga tidak bisa menjadi sosok penenang bagi Yuni dalam menghadapi masalah demi masalah. Alih-alih mendapat solusi ketika ibunya pulang, Yuni justru hanya mendapatkan statemen dari ibunya yaitu dengan kata 'terserah pilihan Yuni'.

Kekuatan lainnya dalam film ini yaitu pengangkatan budaya Banten yang kental. Adanya sikap patriarki untuk bisa dipecahkan justru dipecahkan oleh tokoh Yuni dalam pergolakan batin yang juga salah arah. Bahkan pergolakan Ibu Lies (diperankan Marissa Anita) juga menjadi kekuatan dalam film ini. Hingga kepada pak Bram (diperankan Dimas Aditya) selaku Guru Bahasa Indonesia juga menyimpan sebuah penolakan untuk bisa menyelesaikan masalahnya dengan pertentangan budaya Banten.

Konsistensi film ini dengan menggunakan bahasa Jawa-Banten dan Sunda-Banten terasa kental selama film berlangsung. Alih-alih terpeleset menggunakan Bahasa Indonesia, namun film ini tetap tegar menggunakan bahasa asli di Banten. HIngga kepada setting dalam film ini juga menghadirkan Banten dengan keindahan Pantai dan bangunan bersejarah. Hingga kepada kebudayaan asli beladiri di Banten yaitu silat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun