Merah Putih tidak bisa diganti merupakan salah satu quote yang terdapat dalam film yang tayang pada 20 Juni 2019. Dalam film ini kisah anak-anak dari belahan timur Nusa Tenggara Timur berusaha mempertahankan merah putih tetap ada.Â
Kisah merah putih sebagai simbol nasionalisme bagi sang anak menjadi kunci dari ide cerita dari film ini.
Film dikisahkan pada awalnya yaitu tentang empat sekawan yang sedang ingin merayakan hari proklamasi yaitu 17 Agustus. Mereka akan mengikuti lomba panjat pinang yang meriah.Â
Anak-anak tersebut yaitu Farel, Oscar, Anton dan David. Â Dalam mengikuti panjat pinang tersebut, Empat sekawan tersebut saling berbeda pendapat tentang hadiah yang akan diambil terlebih dahulu. Perdebatan tak kunjung selesai, kekalahan yang mereka dapat. Kekalahan yang diterima mereka tersebut membuat empat sekawan tersebut saling menyalahkan satu sama lain.
Adegan dilanjutkan dengan tradisi yang terjadi di Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur yaitu adanya merias rumah dan daerahnya. Di sinilah kondisi di mana daerah Nusa Tenggara Timur masih terasa kental sisi nasionalismenya.Â
Jika di kota-kota besar seperti Jakarta atau sekitarnya atau kota besar lainnya perayaan hari proklamasi kemerdekaan yaitu 17 Agustus pada umumnya hanya dengan sekedar pasang bendera di rumah masing-masing, nah, di sini di NTT letak pula perbedaan yaitu dengan merias rumah atau wilayahnya semeriah dan semegahnya untuk merayakan hari proklamasi.
Pada adegan ini dimana ditampilkan antara dua tokoh yaitu Farel Amaral dan Oscar Lopez untuk mencat rumah mereka masing-masing. Kondisi semangat mereka berdua yang tergabung dengan empat sekawan semakin menarik dengan hilangnya dua kaleng cat berwarna merah dan putih yang dimiliki oleh Farel.Â
kondisi di daerah perbatasan yang sederhana Farel berusaha untuk mendapatkan kembali kaleng cat miliknya yang berwarna merah dan putih demi merias rumahnya agar lebih terasa nasionalismenya. Kondisi yang berbeda dengan daerah di sebelahnya yang lebih maju.
Kehilangan cat tersebut pun semakin membuat Farel merasa bersalah, ia berusaha mendapatkan kembali cat tersebut. Bukan hanya merasa bersalah, namun lebih dirasakan takut dimarahi oleh ayah Farel.Â
Akhirnya empat sekawan Farel, Oscar, Anton dan David berusaha membantu untuk mendapatkan dua kaleng cat tersebut. Cara yang dilakukan yaitu dengan mencari uang agar bisa membeli dua kaleng cat berwarna merah dan putih.Â
Namun, naas melanda, ketika ingin membeli dua kaleng cat tersebut, ternyata sudah tidak ada lagi. Banyak toko yang sudah kehabisan stook untuk dua warna cat yaitu merah dan putih tersebut.Â
Hal ini dirasakan karena larisnya cat berwarna merah dan putih dalam menjelang peringatan hari proklamasi tersebut. Rasa persahabatan dari empat sekawan ini semakin terasa erat.Â