Bulan Ramadan merupakan bulan yang mulia. Setiap aktivitas akan diganjar pahala dengan berliipat ganda. Aktivitas rutin selama puasa di bulan Ramadan yaitu diawali dengan sahur hingga berbuka. Semua dinikmati dengan penuh keceriaan dan keasyikan tak terhingga.
Ramadhan 1439 H kali ini sudah mulai berbeda. Ditemani keluarga tercinta: yaitu anak dan istri. Puasa tahun lalu anak-anak belum semuanya berpuasa. Namun, berbeda dengan puasa kali ini di tahun 1439 H. Semua anak sudah mulai berpuasa.
Aktivitas sahur pun menjadi aktivitas yang seru bersama mereka. Aku diamanahi dua anak yaitu anak pertama wanita berumur 7 tahun dua bulan, dan anak kedua pria berumur empat tahun delapan bulan. Diawali dengan membangunkan sang kakak yang selalu cepat untuk bangun. Namun, berbeda dengan sang adik yaitu agak sedikit sulit.
Sang kakak memang sudah memulai puasa sejak berumur lima tahun saat masih di TK. Dan pada tahun lalu dirinya mengalami kekalahan dalam berpuasa 10 hari. Dan pada puasa di Ramadan ini sang kakak ingin puasa full selama 30 hari. Makanya, sang kakak sangat mudah untuk dibangunkan.
Kalau sang adik yang belum berumur 5 tahun sangat sulitnya luar biasa. Namun tidak perlu ditarget agar dirinya bisa berpuasa full. Tahun lalu sang adik yang belum genap berumur 4 tahun sudah bisa berpuasa full sebanyak 5 hari. Nah, pada kali ini sang adik tetap ingin agar bisa ikut berpuasa. Karena ada sebuah imbalan es krim jika puasa full.
Sudah dua kali sahur bersama mereka di puasa 1439 H ini. Ada keasyikan yang selalu terjalin. Sahur pertama kemarin (puasa hari pertama 1439 H), sang kakak sudah makan sendiri tanpa disuapin oleh istriku. Dan sang adik juga sama, makan sendiri. Nah, kelucuan dari mereka yaitu saling berantem saat menunggu sebelum makan. Berantemnya mereka hanya karena kaki sang kakak mengenai sang adik. Sang adik marah kepada kakak. Pertengkaran pun terjadi. Aku atau istri menengahi mereka untuk tidak berantem adu mulut.
Belum selesai perkelahian mereka, ada lagi nuansa yang asyik untuk dinikmati. Nuansa lainnya yaitu adanya kisah sang kakak yang ingin agar makanannya sedikit cukup dengan tempe saja, padahal istri sudah memberi sayur pada makanannya. Sang kakak ngomel kepada sang istri. Akhirnya sang istri pun mengalah dan memisahkan sayuran yang terdapat pada piring sang kakak. Sang kakak pun makan dengan lahapnya.
Begitupun sang adik, saat sedang makan dengan duduk di lantai. Tiba-tiba sang adik ingin untuk makan di meja makan. Dengan ngomel-ngomel kepada sang istri untuk makannya ditemani di meja makan. Sang istri pun mengalah, duduk di meja makan. Tiba-tiba sang kakak pun ingin agar istri untuk duduk di samping kakak. Akhirnya aku pun membujuk sang kakak agar pindah ke meja makan agar bisa berdekatan dengan istri. Kakak pun menerima bujukan rayu dariku.
Begitulah kiranya keunikan dari kisah sahur bersama anak-anakku dan istri. Ohya, nuansa sebelum sahur pun sangat asyik dinikmati yaitu dengan berjamaah sholat tahajud bersama mereka. Nah, saat sholat tahajud mereka terkadang masih ngomel-ngomel juga. Bujuk rayu supaya mereka tetap ikut sholat tahajud meskipun mereka sholat sambil duduk. Hihi. Begitupun, aktivitas setelah sholat shubuh, tilawah dan mengaji bersama. Begitulah kenikmatan bisa beribadah bersama keluarga. Asyik bukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H