Wulan pun melanjutkan bahwa beberapa pemain figuran rela untuk tidak dibayar saat ikut dalam proyek film I am Hope.
Berharap hanya ibunya saja yang menderita penyakit kanker, namun Mia yang diperankan oleh Tatjana Saphira (salah satu brand ambassador Wardah) juga harus mengidap kanker. Bagaimana Mia berjuang melawan kankernya ditemani oleh Maia sang spirit hidupnya penuh ketar ketir dalam scene adegan. Begitupula sokongan semangat dari diri Mia dan kerabat di sekelilingnya membuat Mia bangkit untuk menjadi kuat melawan kanker. Bahkan project Mia dalam menyutradarai teaternya juga dijalani dengan penuh semangat.
Tidak mungkin jika tidak ada kekurangan dalam setiap film. Film ini memiliki kelemahan yaitu dalam hal pemeran tambahan seperti suster, wartawan, supir taksi dan lainnya yang perannya kurang dapet dan tidak menghayati perannya. Namun, kalau tokoh utama dan figuran sudah saling memberikan kekuatan dalam adegan filmnya. Terlebih penulis melihat kekuatan peran ayah Mia (diperankan Tio Pakusadewo), peran dokter yang memerik$a Maia (diperankan Fauzi Baadillah), peran David (diperankan Fachri Albar).
Akankah Mia bisa sehat dan normal atau sebaliknya mengalami kematian seperti ibunya? kiranya film yang berdurasi 90 menitan ini sangat cocok dan layak ditonton oleh siapapun dari segala jenis umur, segala jenis kelamin, hingga segala jenis kepribadian dan kepentingan.
Jangan lupa saksikan di bioskop kesayangan mulai 18 Februari 2016.
Salam film Indonesia. Jayalah film Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H