Mohon tunggu...
Saepullah
Saepullah Mohon Tunggu... Guru - Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Guru yang Menulis adalah Guru yang Apresiatif dan Inspiratif

20 November 2014   18:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:18 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416465188315612912

Guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Guru bisa menjadi inspiratory anak didik di kemudian hari saat anak didik dewasa, bahkan hingga anak didik tua, guru akan selalu dikenangnya. Meskipun guru tanpa pamrih, tanpa penghargaan, hingga tanpa tanda jasa yang didapatnya namun seorang guru selalu mengabdikan diri dan tubuhnya untuk kemajuan perkembangan anak didik dan orang lain juga. Begitu besar tugas dan kewajiban seorang guru yang bahkan waktu 24 jam tidakcukup untuk menjadikan seorang guru dalam mengemban amanahnya sebagai seorang guru. Lalu bagaimana dengan penghidupan seorang guru yang senantiasa mengabdikan dirinya full lebih dari 24 jam menjadi seorang yang bisa berarti dan penuh makna bagi peserta didik?

Seorang guru bisa menjadi lebih berarti dengan sebuah perbuatan yang dilakukannya. Perbuatan dan aktivitas guru yang menginspirasi dan mengapresiasi diri akan selalu dikenang dan terkenang. Apakah aktivitas ini hanya dikelas saja? Tentu tidak, aktivitas guru harus ditunjang dengan aktivitas yang membangun untuk terus menginspirasi anak bangsa menjadi lebih baik, apakah melalui aktivitas di kelas, sekolah hingga aktivitas diluar.

Sejenak mari melihat sebuah petuah pesan dari Ki Hajar Dewantara,berujar bahwa peranan guru adalah “Ing Ngarsa Sung Tulada” (Didepan, Seorang Guru atau Pendidik itu Harus Mampu Memberi Teladan atau Menjadi Contoh Perbuatan atau Perilaku yang Baik), “Ing Madya Mangun Karsa” (Ditengah-tengah atau Diantara Para Peserta Didik, Seorang Guru atau Pendidik Harus Mampu Menciptakan Prakarsa, Ide ataupun Gagasan-Gagasan yang Kreatif dan Inovatif Demi Kemajuan Peserta Didik), dan “Tut Wuri Handayani” (Dari Belakang, Seorang Guru atau Pendidik Harus Mampu Memberikan Dorongan, Motivasi, Arahan Serta Nasehat yang Bijaksana Untuk Bekal Para Peserta Didik).

Dengan melihat sebuah petuah dari Ki Hajar Dewantara maka sangat perlulah kepada guru untuk senantiasa menginspirasi dengan menulis tentunya. Menulis ini bukan saja akan menginspirasi peserta didik namun seluruh orang pun bisa membaca apa yang ditulis melalui inspirasi yang ditulis oleh seorang guru. Begitu pun yang saya rasakan dalam hal mendidik di kelas maupun di luar kelas dengan menulis tentunya.

Berikut saya uraikan beberapa pengalaman saya dalam menulis. Tahun 2010 saya mulai menggiatkan aktivitas menulis saya. Dengan mengikuti beberapa lomba tentunya. Saya yang mengikuti lomba yang bertajuk secret of writing. Dalam lomba itu saya mengikutkan tulisan saya yang berjudul Inspirator Dunia. Tulisan itu adalah tulisan saya yang menginspirasi dan membuahkan hasil. Berkat tulisan itu saya berhasil masuk sebagai 10 tulisan terbaik dalam lomba tersebut. Sebagai hadiahnya, saya mendapat sebuah hadiah berupa tampilnya tulisan saya beserta puluhan tulisan terbaik lainnya dalam sebuah buku yang berjudul Secret Of Writing : Dahsyatnya menulis Yang Menginspirasi Dunia (Leutikaprio, 2011)serta tiket untuk pelatihan menulis cerpen.

Lalu, berkat pelatihan cerpen itu saya juga kembali menggiatkan tulisan fiksi saya. Berkat pembelajaran yang serius saya juga pernah masuk dalam 25 karya terbaik Commedication. Karyaini akhirnya dibukukan dalam sebuah buku Pesona Si Minah (Diva Press, 2012).

Nah, dengan menulis itu pula akhirnya beberapa peserta didik yang membaca buku yang didalamnya ada tulisan saya berkomentar beberapa hal, mulai dari yang ekstrim hingga yang radikal, mulai yang baik hingga menjatuhkan. Bahkan teman-teman se profesi pun demikian berkomentar. Namun ada hal yang menarik dengan adanya tulisan fiksi ini akhirnya saya mencoba untuk membuat sebuah buku dengan guru bahasa Indonesia.

Kolaborasi tulisan saya dengan guru bahasa Indonesia itu saya ikutkan pada sebuah perlombaan yang bertajuk “Amazing Book”. Ternyata tulisan kolaborasi itu berhasil menjadi pemenang favorit. Sungguh tidak terduga dan mendapat apresiasi yang baik. Bahkan, guru yang menjadi teman kolaborasi saya itu pernah mengatakan bahwa “Terima kasih untuk semangat yang ditularkan dalam mennulis ya Pak” hingga saat ini guru tersebut telah tugas di sekolah lain pernah menuliskan e-mail kepada saya, “Pak, kapan kita berkolaborasi tulisan lagi? Ajarin saya nulis lagi ya..”

Sebuah semangat dari menulis sungguh menyenangkan dan menggiurkan apalagi kalau ada sebuah hadiah yang lebih baik lagi berupa materi (hehehe, matre dikit ah..). Nah, selain itu juga beberapa peserta didik ada yang ingin dibuatkan sebuah cerita yang mengangkat tema tentang dirinya, selain itu juga beberapa guru ada yang mengatakan hal yang sama agar saya membuatkan sebuah tulisan fiksi mengangkat kisah yang dialaminya.

Sebuah tulisan ini bisa berarti dan menginspirasi apabila dikemas dengan baik. Tentu saja seorang guru juga perlu melakukan hal yang sama. Ada yang mengatakan bahwa “saya tidak bisa menulis Pak!”

Alasan ini adalah alasan klasik dan membelenggu, padahal sejak dari TK, SD sudah mulai menulis sebuah karangan. Lalu mengapa menjadi malas dalam menulis. Mungkin sebuah rutinitas yang membelenggu. Tapi itu semua hanyalah sebuah alibi dan alibi yang membelenggu. Jika kesulitasn dalam menulis, maka tulislah yang biasa terjadi di sekeliling kiita. Termasuk dalam hal ini tulislah sebuah tulisan tentang keprofesian sebagai guru. Atau bisa juga dilakukan dengan menulis sebuah soal hingga membahasakan sebuah materi yang akan/sudah dipelajari di kelas. Dengan membahasakan sebuah pelajaran dengan bahasa tulisan yang ringan selayaknya mengajar, tentu akan membuat siswa lebih mengerti. Apalagi jika diiringi dengan bahasa sehari-hari peserta didik. Maka akan sangat berguna juga tentunya.

[caption id="attachment_336725" align="aligncenter" width="700" caption="Tulisanku terdapat di buku-buku ini (dokumentasi pribadi)"][/caption]

Nah, manfaat menulis bagi seorang guru memang sangat-sangat bermanfaat, antara lain yaitu:

1. 1. Menambah amalan pahala.

Ya, tentu benar adanya jika kita melakukan suatu yang bermanfaat tentu Tuhan tidak segan-segan memberikan balasan yang setimpal. Ini adalah sebuah amalan yang utama karena sejalan dengan tugas guru yang tanpa mengharap tanda jasa, yaitu dengan adanya balasan yang lebih baik oleh Tuhan.

2. 2. Mendapat nilai lebih dalam keprofesian.

Dengan menulis maka seorang guru akan menambah nilai keprofesiannya. Hal ini sejalan dengan amanat bagi seorang guru yang terakreditas untuk dapat menambah nilainya dalam akreditasinya. Namun, bagi yang belum juga bisa sebagai awal dalam memulai untuk bisa mengembangkan diri lebih baik.

3. 3. Mendapat penghargaan/award

Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu yaitu mendapat award/penghargaan. Hal ini jika apa yang ditulis seorang guru diikutkan dalam sebuah lomba/event terkait tulisan. Sebuah kebermanfaatan yang lebih baik tentunya.

4. 4. Mendapat apresiasi dan inspirasi

Melalui tulisan seorang guru juga bisa mendapat sebuah apresiasi yang lebih dari yang lainnya. Sebagai contoh, sebuah pengalaman yang saya tuliskan di atas beberapa peserta didik maupun teman sejawat guru mengapresiasi tulisan saya dan meminta untuk bisa mengajarkan menulis kepadanya. Apa sih rumus untuk menulis? Jawaban yang sering diutarakan yaitu menulis, menulis, menulis dan membaca. Tentu saja menulis tidak bisa serta merta hadir, tapi menulis adalah sebuah habit yang akan tercipta dengan baik dengan sebuah pelatihan yang continue.

Lalu, dalam hal inspirasi sebuah tulisan guru akan bermanfaat selain apa yang dikerjakan selama di kelas. Dalam buku Oase Pendidikan di Indonesia yang diterbitkan oleh Penerbit Tanoto Foundation terlihat bagaimana sebuah inspirasi yang ditularkan oleh guru dalam mengajar dan menjalankan sebuah tugas sebagai guru.

Nah, kiranya perlu diperhatikan bahwa tugas seorang guru yaitu tugas professional, tugas social dan tugas individu. Ketiga tugas itu akan dapat dijalankan dengan baik dengan melalui tulisan yang lebih baik dan menginspirasi. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun