Mohon tunggu...
Saepullah
Saepullah Mohon Tunggu... Guru - Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ambillah Peluang dengan Perhitungkan Potensi Diri

4 Desember 2014   15:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:04 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2008 adalah sebuah tahun dimana saya mengakhirkan hidup menjadi seorang mahasiswa di Universitas Andalas. Meskipun tamat lebih dari 5 tahun, namun di tahun 2008 ini anugerah dari Allah begitu terasa nikmatnya yaitu Allah memberikan sebuah kenikmatan kepada saya untuk langsung bekerja pada perusahaan setelah dua minggu saya melaksanakan ujian komprehensif. Saat bekerja itupula saya belum diwisuda karena masa wisuda harus menunggu selama tiga bulan berikutnya yaitu pada 9 April 2008, sedangkan saya sudah mulai bekerja pada medio bulan Februari 2008.

Kenikmatan ini pula tentu tidak saya dapatkan dengan begitu saja tetapi saya mendapatkannya dengan sebuah perjuangan melihat potensi diri saya untuk menangkap peluang bekerja pada perusahaan tersebut. Dan yang terpenting yaitu kedekatan kepada Allah.

Saya melihat peluang tersebut yaitu saat setelah melaksanakan ujian komprehensif saya langsung mulai memindahkan barang-barang saya dari Padang ke Bukittinggi. Lalu tak lupa saya mempersiapkan surat keterangan lulus dari kampus disertai transkrip nilai sementara saya. Setelah semuanya selesai tiga hari kemudian sebuah lowongan pekerjaan pun say abaca saat saya sedang singgah sebentar di kantor pos di Bukittinggi. Saya siapkan semua persyaratan untuk melamar pekerjaan di perusahaan tersebut mulai dari surat lamaran pekerjaan, sertifikat prestasi, surat keterangan lulus serta transkrip nilai.

Keesokan harinya saya kirim dan tiga hari kemudian saya langsung mendapatkan berita bahwa saya harus melaksanakan rangkaian test tulis hingga wawancara. Setelah melaksanakan test tersebut saya lancar-lancar saja dalam menjawab tanpa ada beban sedikitpun.

Keesokan harinya ada berita panggilan bahwa saya bisa kembali lagi tiga hari berikutnya untuk dapat menandatangani surat kontrak sebagai bukti diterima dan akan bekerja di perusahaan tersebut.

Singkatnya saya pun bekerja menjalani kehidupan sebagai seorang karyawan. Di sela-sela waktu kerja saya pun masih melihat peluang-peluang yang ada untuk dapat melanjutkan studi saya disamping bekerja.

Ternyata Allah tidak mensia-siakan umatnya yang mau berusaha dan mempersiapkan diri dengan potensi yang dimiliki. Ada dua peluang yang baca di internet yaitu peluang beasiswa S2 yang bernama The Future Leader yang diadakan oleh PPM, Menteng Jakarta, serta peluang beasiswa pilot yang diadakan oleh Batavia Air. Saat itu Batavia Air masih belum collapse.

Sebelum saya memutuskan untuk mengikuti kedua pilihan dan peluang tersebut, saya mempertimbangkan pula pekerjaan saya. Namun, lagi-lagi saya tidak ingin bahwa apa yang saya lakukan bukanlah kehendak dari Allah. Akhirnya, saya pun bermunajat dan istikharah diiringi dengan Tahajjud pada seertiga malam untuk mendapatkan petunjuk bahwa jalan yang saya pilih adalah petunjuk dan kehendak dari Allah.

Walhasil dengan pertimbangan antara pekerjaan dan lain hal lainnya akhirnya saya memutuskan bahwa resign dari tempat kerja saya dengan alasan untuk melanjutkan studi S2 saya. Alasan itu pula sebenarnya saya belum mendaftar dan belum keterima pada dua peluang tersebut. Namun, persyaratan yang dibebankan antara lain yaitu mendapat surat rekomendasi dari Universitas. Nah, untuk mendapatkan surat rekomendasi Universitas ini pula tak mungkin saya harus ijin terlalu sering kepada perusahaan. Akhirnya agar saya tidak meninggalkan kesan buruk pada perusahaan akhirnya saya resign agar perusahaan pun tidak merasakan kerugian dan kesan buruk terhadap saya. Akhirnya perusahaan menerima pernyataan resign saya dan saya harus menyelesaikan pekerjaan saya yang belum selesai.

Singkat cerita saya menyelesaikan pekerjaan saya dan segera mempersiapkan diri untuk dapat mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk peluang beasiswa tersebut. Hari-hari yang saya persiapkan pun penuh perjuangan mulai dari kesiapan saya untuk dapat menerima tantangan pada The Future Leader dan juga basiswa pilot.

Setelah semua berkas selesai saya pun segera mengirimkannya kepada kedua peluang tersebut. Disaat menuunggu kabar dari peluang tersebut yang akan diumumkan pada sebulan berikutnya, akhirnya saya mencoba mengisi waktu luang dengan menjadi pedagang di pasar Aur Kuning Bukittinggi untuk membantu orang tua saya, serta saya juga melakukan pengajaran kepada siswa/i pada sebuah bimbel Adzkia di Bukittinggi.

Begitulah keseharian dalam menanti tersebut. Aktivitas harus terus terlaksana, tanpa ada waktu yang terbuang percuma. Begitulah saya memanfaatkan waktu dan peluang. Hingga akhirnya masa yang dinantikan pun datang beasiswa pilot diumumkan di internet pada situs Batavia (maaf saya lupa apa alamat situsnya). Kenyataan pengumuman ini pula mengharuskan saya untuk test kelanjutan berupa wawancara. Namun sebelum keberangkatan ke Jakarta saya berdiskusi dengan oang tua saya. Namun ternyata orang tua saya tidak mengijinkan saya untuk menjadi pilot. Meskipun saat itu kasus pesawat terbang yang hilang dan kecelakaan masih belum ada, namun alasan kuat orang tua saya terhadap kasus tersebut menghentikan langkah saya untuk dapat melanjutkan proses beasiswa pilot dan untuk menjadi pilot. Sedih tentu saja, namun saya yakin aka nada hikmah dibalik ktidaksetujuan orang tua saya tersebut. Terlebih yaitiu terbukti pada saat sekarang ini begitu banyak penyadapan hingga hilangnya pesawat terbang. Mungkin begitulah hikmahnya.

Kesedihan saya pun ternyata ada hikmahnya kembali, akhirnya saya mendapat nikmat kembali yaitu adanya pengumuman pada 24 November 2008 bahwa saya diterima untuk mengikuti The Future Leader yang diadakan oleh PPM pada tanggal 4 – 11 Desember 2008. Kesempata ini saya gunakan dengan sebaik-baiknya, dukungan moril, materiil, dan doa dari orang tua saya pun menyertai saya untuk mengikuti The Future Leader.

Akhirnya saya mengikuti The Future Leader pada tanggal 4 – 11 Desember 2008. Rangkaian acara dan pengalaman yang saya dapatkan pun sungguh Amazing terutama bertemu dengan beberapa peserta hebat dari Universitas yang ada di Indonesia, Meskipun saya belum berhasil mendapatkan beasiswa S2 nya namun kenikmatan pengalaman dari The Future Leader membuktikan bahwa ketika sebuah peluang diambil dengan perhitungan yang tepat dan cepat maka pergerakan sendi-sendi tubuh harus diopimalkan untuk dapat meraihnya. Saya telah membuktikan hal itu.Begitulah sebuah peluang yang seharusnya diambil harus selalu tepat dan penuh perhitungan yang serius dalam menanggapi peluang. Jika yakin mengambil peluang maka insya Allah akan diijabah oleh Allah untuk mendapatkannya.



< semoga bermanfaat >

foto peserta TFL 2008 saat di TMII (dokumentasi pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun