Jadi jika kecepatan aliran air tetap pada Bagian hulu dan hilir sungai, maka tidak akan terjadi berkelok-kelok. Proses berkelok-kelok yang terjadi secara terus-menerus menyebabkan kelokan sungai ( leher ) akan semakin besar ( semakin berkelok-kelok). Ada kalanya suatu kelokan ( leher ) yang jaraknya sangat dekat dengan kelokan lain.
Pada kasus tersebut, terjadinya erosi horizontal dapat mengikis batas antar kelokan dan menyambungkan kembali aliran sungai ( tanpa melalui kelokan ), sehingga aliran sungai akan menyatu kembali menjadi satu garis. Bagian bekas lengkungan sungai yang terputus dan masih terisi oleh udara tersebut kemudian membentuk danau yang menyerupai tapal kuda ( oxbow lake ).
Manfaat oxbow untuk masyarakatÂ
Selain bentuknya yang unik yang menyerupai tapal kuda, oxbow lake memiliki manfaat bagi masyarakat hal ini dapat terlihat di oxbow bojongsoang Bandung.Â
Terdapat 14 aliran sungai mati di sepanjang sungai Citarum. Keberadaannya terbentuk pasca penyodetan pada tahun 1990. Pada saat itu terjadi banjir yang cukup besar pada tahun 1984, di mana air banjir terjadi sampai di kawasan baleey, sungai mati terdapat beberapa daerah seperti Baleendah, Dayeuhkolot, Margaasih, dan Kutawaringin.
Berdasarkan data balai besar wilayah sungai Citarum, total panjang 14 aliran sungai mati itu mencapai 7 kilometer. Dengan luas sekitar 40 hektar, 14 sungai mati itu bisa menampung 1,2 juta meter kubik guna meminimalkan banjir saat musim hujan.
Selain untuk meminimalkan dari banjir pada saat musim hujan, oxbow bermanfaat bagi masyarakat untuk beternak ikan serta menjadi tempat wisata lokal. Banyak masyarakat mendatangi sebuah taman yang ada di dekat oxbow bojongsoang. Selain menjadi tempat wisata atau hanya sekedar berkumpul bersama teman dan keluarga, oxbow bojongsoang di manfaatkan sebagai tempat bagi para pemancing untuk sekedar memancing, selain di bojongsoang oxbow yang di manfaatkan masyarakat ialah, oxbow Leuwi Nini di sana terdapat tempat memancing serta tempat makan bagi para pesepeda.Â
Untuk penelusuran oxbow yang ada di bandung selatan, akan saya tuliskan di yang akan datang.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H