Mohon tunggu...
saepul ulum
saepul ulum Mohon Tunggu... Guru - guru honorer

saya adalah seorang mahasiswa, yang saat ini memiliki pekerjaan yaitu sebagai guru honorer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asal Muasal Parungpanjang Menjadi Kota Debu

1 Agustus 2024   19:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   19:07 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parungpanjang adalah salah satu kecamatan yang memiliki pesona yang indah pada jaman dahulunya sebelum bencana mendatang,dengan berbagai kehidupan yang harmoni dan suasana lingkungan yang asri, dan menjadikannya tempat yang nyaman untuk di huni , masyarakat  dihuni,masyarakat yang senantiasa hidup dengan penuh kebahagiaan, keceriaan dan menghasilkan masyarakat yang berkeadaan fisik yang sehat, hingga akhirnya malam petaka pun menghampiri, dengan adanya kabar buruk yang pada saat itu ada sebuah kesepakatan antara pemerintahan parungpanjang dengan salah satu prusahaan, dan menjanjikannya dengan adanya jaminan perbaikan jalan.

aksi demo /dokpri
aksi demo /dokpri

seiring berjalannya waktu dan zaman yang semakin melaju pesat, dengan adanya jalan yang di buat oleh salah satu prusahaan besar, yaitu perusahaan pertambangan, dengan kualitan jalan yang baik pada saat itu menjadikan masyarakat sangat bersenang pada saat ada perbaikan jalan tersebut, karna sebelumnya jalan parungpanjang memiliki kerusakan yang sangat pantastis sehingga menghasilkan aktivitas masyarakat parungpanjang menjadi lebih baik, mulai dari banyaknya transfortasi kendaraan umum, yaiutu bisa di sebut dengan mobil angkot, senhingga pada saat itu masyarakat sangat terbantu dengan adanya jalan utama yang di perbaiki.

waktu yang terus berjalan, tidak lama setelah di bangunnya jalan pertambangan yang ada di parungpanjang, yang pada saat itu telah beroprasinya jalur pertambangan yang ada pada jalan utama parung panjang yaitu jalan sudamanik, saat mobil mobil besar  yang berlalangan, yang sudah mulai melintasi jalur/jalan yang pada saat itu juga di jadikan jalan utama oleh masyarakat parungpanjang, pada saat itulah masyarakat parungpanjang mengalami keresahan dan kegelisahan dengan apa yang sudah terjadi, dengan menjadikan dan menumbuhkan prasaan yang takutnya akan melakukan perjalanan yang di barengi langsung dengan mobil mobil besar milik perusahaan.

dengan apa yang sudah di takutkan dan di resahkan masyarakat parungpanjang, yaitu takut akan terjadinya banyak sekali korban kecelakaan, dan menjadikan jalan dengan udara yang tidak sehat dan jauh dari kata aman dan nyaman, dengam mobil mobil besar yang semakin banyak yang meningkat dan jam orasional yang tidak teratur pada saat itu, pada tahun 2020 ternyata yang di takutkan oleh masyaraat parungpanjang dengan terjadinya kecelakaan itu menjadi kenyataan dengan adanya korban tabrak pesepeda motor, yang mengakibatkan meninggal dunia pada saat itu korbannya anak salah satu guru di sekolah yang ada di parungpanjang.

pada peristiwa tersebut masyarakat mulai menyadari apabila jalur ini terus peroprasi oleh jalur pertambangan, akan banyak sekali korban yang berjatuhan, maka dari itu dengan tekat yang sama sama sudah memuncak masyrakat dan siswa/ temannya korban yang sudah sangat antusian untuk melakukan aksi demo, sebagai salah satu unjuk rasa kegelisahan masyarakat parungpanjang dengan adanya jalur pertambangan , maka dari tujuan demo tersebut agar pemerintahan kec. bisa menuntut untuk memberhentikan jalur pertambangan tersebut. 

yang ternyata pada saat itu tidak bisa di ganggu gugat, dengan alasannya yaitu pada awalnya di buatkannya jalan utama tersebut yaitu atas perjanjian yaitu memang jalur tersebut di buat untuk jalur pertambangan, sehingga masyarakat tidak bisa apa apa dengan adanya surat terebut, dan pada saat itu pihak kecamatan hanya memberikan kepputusan mengenai perubahan jam oprasional mobil pertambangan yaitu mulai pada saat jam 22.00 dampai 08.00 dengan keputusannya tersebut, sedikit menjadi dampak positif, tetapi hal tersebut tidak lama karna kurangnya penegasan, dan sekarang parungpanjang masih merengut kesedihan dan kecemasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun