Siapa yang tidak mengetahui kawasan simpang jodoh, seluruh orang Medan pastinya mengetahui tempat ini dikarenakan namanya yang unik, "simpang jodoh".
Tepatnya di pasar 7 Kecamatan Medan Tembung, kawasan ini dikenal dengan banyaknya penjual rujak yang konon katanya sudah ada dari tahun 50-an, ada juga sumber mengatakan berdiri dari tahun 70an.
Mengapa namanya simpang jodoh? Konon, dulunya simpang ini sering dijadikan tempat berkumpul karyawan PTPN IX (sekarang PTPN II) karena letaknya tepat disamping PTPN II, setiap harinya banyak karyawan berkumpul disaat mau kerja atau pun pulang kerja, dengan seringnya berkumpul karyawan laki-laki dan perempuan, tak heran jika banyak yang berjodoh (menikah).
Rujak Simpang Jodoh sudah di kenal sejak tahun 1970-an. Pedagang yang menjual rujak di simpang ini umumnya adalah warga sekitar.
Usaha rujak ini adalah usaha yang sudah turun temurun dikelola menjadi usaha keluarga masyarakat di sekitar pasar ini tersebut.
Rujak Simpang Jodoh tidak hanya dikenal oleh warga Medan dan Deliserdang juga. Namun juga oleh para wisatawan lokalÂ
Di Simpang Jodoh banyak berjejer para penjual rujak. Rujak Simpang Jodoh dikenal juga dengan sebutan Rujak Ulek Simpang Jodoh karena pembuatannya dengan cara diulek.
Salah seorang pedagang rujak di Simpang Jodoh mengatakan bahwa Rujak Simpang Jodoh berbeda dari rujak-rujak pada umumnya. Hal yang membuat Rujak Simpang Jodoh terasa lezat adalah karena buahnya yang segar dan bumbunya.
Bumbu Rujak Simpang Jodoh diolah dengan menggunakan pisang batu, selain bumbu-bumbu lainya seperti cabai dan gula merah.
Dahulu para pedagang Rujak di Simpang Jodoh hanya bermodalkan obor dan meja ulekan. Namun sejak ada bantuan darI Pemkab Deliserdang, warga bisa berjualan dengan lebih higienis dan tidak lagi terkena abu.
Ada yang spesial tentang rujak simpang jodoh, dalam membuat bumbu di tambahkan pisang Batu mentah yg di uleg bersama bumbu lainnya. Itu yg membuat nya spesial.Â