Kebudayaan hawa nafsu menjalar, melepaskan diri dari moralitas, seluruh energi dipusatkan dan disalurkan untuk pembebasan hawa nafsu, sehingga mengangkat derajat kepalsuan, kesemuan, ilusi, penampakan luar daripada makna esensialnya. Di ujung jalan, kebudayaan ini menjelma wanita yang cantik, menawan penuh make-up merayu, menjamah di setiap sudut ruangan, menyapa dan bermesraan dengan siapa saja, tak mengenal agama, suku dan usia, anak-anak termakan rayuannya, nenek-nenek ketakutan kala sang nenek bercermin bersamanya, wajah cantik, betis indah menjadi idaman para gadis. Rasa hysteria dan kepanikan muncul menggejala di pusat-pusat kota-kota besar demikian pula di sudut perkampungan mulai ketularan penyakit ini, keterpesonaan, ketergiuran, gelora belanja, gelora glamor, gelora berkuasa memenuhi jiwa. Kemiskinan adalah imajinasi, kesederhanaan adalah ilusi, kejujuran adalah kebodohan. lebih lengkap lihat : http://ciberpsychology.blogspot.com/ http://widadarisenja.blogspot.com/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI