Mohon tunggu...
Isep Saepul
Isep Saepul Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

soy un chico y hay unas personas que dicen que estoy loco :0. jajaja\r\n\r\nIch hasse Gott weil er niemals mich seht, niemal mich versteht! \r\n\r\nso what else\r\n\r\nah ja! vanavond gaat ik met mijn vriendje. Hij is een mooi man, weet jij!?\r\n\r\npourquoi? oh je ne peux pas parler Francais beaucoup! c'est seul, si! je suis un gai! haha mais ... tha-ra!\r\n\r\nani ohev otakh!\r\n\r\nya tebya lyublyu!\r\n\r\nsa agapo! thata!! :-)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan tak Membalas Suratku

18 September 2012   15:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:16 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anak laki-laki manis dan tampan

Ia meleleh melihat kengerian pertengkaran orang tuanya

anak manis itu menyimpan permennya sambil membangkaikan dirinya di atas sajadah kecilnya

Ia berdo'a sebelum larut malam menculiknya. Ia berzikir sampai ia tenggelam dalam mimpi di atas sejadahnya. Ia berharap agar mimpinya mempertemukan ia dengan Tuhan namun keinginannya harus raib

Malam selanjutnya, ia masih mendengar adu tembak dari mulut kedua orang tuanya

Anak manis itu kembali merebahkan dirinya di sajadah kecilnya. Seraya membiarkan malam menyuntik bius kantuk padanya ia dengan penuh kerinduan ingin bertemu tuhan dalam mimpinya. Namun malangnya, ia pikir Tuhan tak mendengarkannya

Esoknya, dengan penuh bara yang memancar lewat kedua mata indahnya, anak manis itu tak membelanjakan uang jajannya.

Ia habiskan uang itu pada tiga buah balon dan satu perangko

Ia menulis surat untuk Tuhan: "Allah, terimakasih telah membuka surat Anas. Allah, Anas minta akurkan lagi papa mama Anas ..."

Ia memasukannya ke dalam amplop. Dan ia mengikatnya ke balon.

Dengan penuh keriangan ia menerbangkan surat itu ke angkasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun