Mohon tunggu...
SAEFUL ARIFIN
SAEFUL ARIFIN Mohon Tunggu... -

mahasiswa FKIP UNS x7210122 innallohama'ashshobirin,, orang biasa yang ingin menjadi luar biasa ^_^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Guru sebagai Peneliti Tindakan Kelas?

18 Desember 2010   04:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tugas utama guru, selain mendidik adalah mengajar. Sebagai pengajar, guru dihadapkan pada tuntutan profesi untuk melakukan upaya perbaikan atas kekurangan-kekurangan dalam melaksanakan tugasnya. Dalam konteks ini kegiatan guru sebagai pengajar biasa tentu berbeda dengan guru sebagai pengajar dan pelaksana PTK.

Penelitian tindakan merupakan agen yang potensial dalam mempengaruhi perubahan pendidikan. Penelitian tindakan dapat membantu mengembangkan guru dan administrator dengan sikap profesional yang mencakup tindakan, kemajuan, dan pembaharuan. Di samping itu, proses penelitian tindakan kelas melibatkan pendekatan yang demokratis untuk membuat keputusan, dan dapat memberdayakan guru melalui partisifasi dalam kegiatan yang kolaboratif, dan penelitian yang bertanggung jawab secara sosial (bersama).

Komitmen terhadap penelitian tindakan akan memposisikan guru dan administrator sebagai pembelajar ketimbang sebagai ahli. Komitmen ini akan berimplikasi pada pelaksanaan pengembangan profesional secara berkelanjutan, karena mereka (guru dan administrator) percaya bahwa ada gap (pemisah) antara dunia nyata (proses pengajaran) yang dihadapi mereka sehari-hari dan visi praktek pengajaran yang ideal.

Memasukkan penelitian pendidikan dalam program pendidikan calon guru dan program pengembangan profesional bagi guru akan menjadikan penelitian tindakan sebagai sebuah komponen berkelanjutan bagi praktek guru yang profesional. Tindakan semacam ini akan membantu guru memasukkan penelitian tindakan sebagai salah satu komponen pengajaran yang penting, seperti halnya pengembangan kurikulum, strategi assesmen autentik, strategi pengelolaan kelas dan pembelajaran, dan memperhatikan siswa. Tindakan ini akan mendorong guru untuk menciptakan perubahan.

Salah satu yang menjadi alasan penting dilakukan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengatasi permasalahan reformasi kurikulum pendidikan yang sedang berlangsung di jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan juga berbagai aspek yang terkait di dalamnya. Peranan guru dalam penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran yang akhirnya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini memberikan suatu gambaran bahwa sebagai peneliti, guru juga harus memahami teori tentang kurikulum sesuai dengan tugasnya sebagai pengembang kurikulum melalui peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

Secara garis besar ada dua permasalahan utama yang dihadapi oleh pengajar (guru) dalam melaksanakan kurikulum yang ada di sekolah yaitu:


  • Bagaimana cara mengembangkan kurikulum dan mengarahkan guru agar pengajaran yang berlangsung di sekolah sesuai dengan target yang hendak dicapai dalam kurikulum.
  • Bagaimana agar acuan kurikulum yang berasal dari pusat dapat dikembangkan sedemikian rupa, sehingga tepat untuk disampaikan kepada siswa dan dapat diterima.


Pada prakteknya, adanya pemisahan pada mata pelajaran tertentu telah menjadikan siswa memilah-milah diantara mata pelajaran tersebut. Kecenderungan menyebabkan munculnya siswa yang hanya senang pada mata pelajaran tertentu saja. Banyak pula pengajar (guru) yang terjebak dengan pencapaian target terhadap suatu materi yang sebenarnya telah selesai dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan. Contoh yang dapat diberikan diantaranya mata pelajaran Bahasa Inggris yang menargetkan penguasaan dalam hal grammar, tetapi pada akhirnya mengabaikan kecakapan yang lain seperti menulis, penguasaan kosa kata, dan percakapan. Dari berbagai kenyataan yang ada di lapangan tersebut maka kemudian dirumuskan adanya suatu rangkaian pengajaran terpadu yang tidak mendikotomikan antara mata pelajaran tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun