Mohon tunggu...
Firman Saefatullah
Firman Saefatullah Mohon Tunggu... Guru - Penulis adalah pegiat demokrasi dan pendidikan, bergabung dalam IED Institute for Election and Democracy

Lulusan Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merdeka untuk Semua di Bulan Merdeka

12 Agustus 2024   17:26 Diperbarui: 12 Agustus 2024   17:27 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pribadi Firman Saefatullah

Di bulan apa anak-anak Indonesia tersulut nasionalismenya? jawabannya tentu serempak di bulan Agustus. Bulan yang sejak dulu sengaja di ciptakan di dalamnya ornamen-ornamen nasionalisme bertajuk kemerdekaan. Ya, hanya di bulan ini kibaran merah putih, bendera kebanggaan bangsa Indonesia, berkibar di lebih banyak tempat.

Bendera merah putih terlihat gagah berkibar diikat di tiang-tiang depan rumah warga. Peristiwa menjadi penanda penduduk Indonesia tengah berada dalam bulan yang bersejarah bagi negaranya. Yang dengan kesadarannya masing-masing para penduduk negeri menggelorakan semangat "merdeka" yang di bulan-bulan sebelumnya mungkin sempat kembang kempis.

Peringatan hari kemerdekaan selalu mendapatkan ruang dan waktu yang istimewa di linimasa kita selaku bangsa.  Hari dimana sang proklamator memproklamirkan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Momentum bersejarah yang dinanti-nantikan oleh bangsa yang terjajah ratusan tahun oleh negara lain. Kemerdekaan yang tak lagi nisbi sebagai sebuah bangsa yang tak kenal menyerah merebut hak yang paling asasi ini.

Sejarah inilah yang membuat bangsa kita terus bernostalgia dalam patriotisme dan larut dalam kebahagiaan terlepas dari belenggu setiap berada dalam bulan Agustus. Pun anak-anak kita, harus terus diperkenalkan dengan sejarah bangsanya sehingga semangat merdeka yang menjadi intisari sebuah perjuangan terus bergelora di setiap relung jiwa setiap anak bangsa.

Nasionalisme ini seyogyanya terus disulut sebagaimana para pendahulu membingkai tradisi-tradisi "Agustusan" dalam rangka menjaga asa perjuangan. Dari mulai yang paling sederhana memasang bendera depan rumah kita, atau ornamen-ornamen kemerdekaan lainnya. Menghias gada-gada (gerbang.red) dengan balutan nuansa merah putih ataupun mengecat tembok-tembok pinggir jalan dengan cat yang meriah.

Kalau kita merujuk pada jurnal Efektifitas Program 4 Pilar Terhadap Tumbuhnya Rasa Nasionalisme dan Perilaku Masyarakat Yang Taat Hukum (2016) oleh A Basid, nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. 

Berdasarkan pendapat ini, adanya sulutan nasionalisme yang terpercik dari momentum agustusan dapat menjadi pemicu kesadaran bahwa kita semua adalah satu bangsa dan satu tanah air. sehingga melalui peringatan kemerdekaan bisa menggelorakan kondisi merdeka untuk semua elemen berbangsa dan bernegara. Pada akhirnya tercipta kemerdekaan hakiki yang ditandai dengan tidak ada lagi penjajahan satu golongan atas golongan lainnya.

Penulis : Firman Saefatullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun