Mohon tunggu...
Mr Sae Becik
Mr Sae Becik Mohon Tunggu... -

Pemerhati Pembangunan Pertanian dan Aktivis Pemberdayaan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sandiwara Asap

14 Oktober 2014   22:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:01 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan berita yang heroik dan menarik lagi jika kita mendengar istilah"KEBAKARAN HUTAN". Hampir seluruh pemberitaan, baik media elektronik dan cetak selalu saja mengemas informasinya setidak segamblang kejadian aslinya, bahkan ada kecenderungan malu malu dan takut untuk mengunkap obyektivitasnya.

Asap yang meruapakan hasil dari kebakaran hutan tidak hanya mempengaruhi aktivitas ekonomi, namun juga akan berpengaruh terhadap aktivitas sosial dan kesehatan. Bayangkan dengan peringkatan khsusus badan metereologi dan geofisika menyatakan darurat aktivitas karena ketebalan asap sudah sangat mebahayakan. Sehingga akibat dari asap ini tidak sedikit masyarakat yang terserang saluran pernafasanya bahkan terhenti aktivitas ekonominya.

Namun..selalu saja tradisi bakar hutan ini selalu hadir sepanjang musim panas tiba. Seolah para pembakar hutan itu tanpa bersalah dan enggan untuk mengakui perbuatan biadabnya. Secara empiris kebakaran hutan dimungkinkan oleh 2 sebab: (1) terjadi karena faktor alam, yaitu mengeringnya bagian meluas dari hutan akibat panas yang cukup lama sehingga menimbulkan energi panas akibat gesekan sehingga menimbulkan api, dan (2) terjadi karena ungsur kesegajaan sebagai aikibat dari aktivitas bisnis tertentu, misalnya perluasan areal tanaman perkebunan, dan waktu yang memungkinkan untuk menekan cost operasional adalah dengan membakar kayu/raning secara sengaja.

Kebakaran hutan yang selama ini terjadi sangat kecil kemungkinanya jika di akibatkan oleh kebakaran secara alami, namun lebih disebabkan oleh kesengajaan oleh pihak pihak tertentu yang telah sukses menaklukkan pemerintah/aparat demi meraup keuntungan jangka panjangnya yaitu bisnis perkebunan.

Sepertinya pemerintah sudah tidak berdaya dan takhluk pada pemilik modal yang bergerak dibidang perkebunan dan demi mendapatkan keuntungan sepihak tersebut seluruh masyarakat di korbankan untuk menikmati asap dan dampak yang menderanya. Ironisnya permasalahan ini tidak pernah usai bahkan cenderung menjadi tradisi yang terus diwariskan dari pemerintahan yang satu kepemerintahan yang lain. Disisi lain, kebakaran hutan ini dimanfaatkan oleh sebagian pihak untuk meraup keuntungan financial melalui pengeluaran anggaran untuk membiayai penanggulangan kebakaran melalui APBD/APBN. Padahal permasalahan dan pelakukanya sudah sangat jelas yaitu pertautan antara pemerintah, pengusaha dan sebagain oknum.

Inilah yang saya katakan sebagai sandiwara bisnis yang berkedok kebijakan yang pada akhirnya merugikan masyarakat dan negara dalam jangka panjang. Terhadap tindakkan ini seharusnya seluruh pelaku dikasuskan dan dihukum seberat beratnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun