Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sri Mulyani Mempertaruhkan Diri

2 Agustus 2016   10:35 Diperbarui: 2 Agustus 2016   11:19 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: konfrontasi.com

Reshuflle jilid II sudah berlangsung dengan mulus, artinya wajah baru di kabinet menutupi seluruh kekurangan yang dimiliki oleh Menteri sebelumnya agar kinerja dan hasil yang diinginkan presiden tercapai. Terlepas dari pro dan kontra tentang sosok yang digantikan dan yang mengantikan, namun motif yang dinginkan oleh presiden adalah adalah perubahan yang mendasar terutama dari aspek pertumbuhan ekonomi, dimana presiden dan seluruh kabinetnya hanya menyisakan waktu kurang lebih 2,5-3 tahun ke depan untuk membutktikan seluruh janji yang pernah di sampaikan ke rakyat Indonesia.

Memang bukan pekerjaan yang mudah untuk membalik suasana terutama mengenjot pertumbuhan ekonomi ditengah daya beli masyarakat menurun dan melemahnya penerimaan devisa dan pajak akibat dari pertumbuhan sektor riil kurang dibanggakan. Fokus pasar dan publik tertumpu pada Sosok Sri Mulyani dan Kementerian terkait. Sri Mulyani kali ke 2 menjabat Menteri setelah sebelumnya menjadi orang kepercayaan Presden SBY walaupun dalam perjalananya tersangkut kasus Bank Century senada dengan Budiono. Memori ini tidak akan pernah hilang dan terhapus oleh publik, bagaimana kasus Bank Century syarat dengan pelarian keuangan negara kepada pihak tertentu dan asing melalui paket kebijakan yang bias. Negara dirugikan sangat besar dengan kasus itu hingga mencapai 6 trilyun lebih dan diduga dana tersebut sebagai pembiayaan pilpres 2009.

Kini Sri Mulayani hadir lagi di kabinet Jokowi dan publik tidak pernah tahu apa sebenarnya misi utamanya. Diduga ada 2 hala yang harus dilakukan Sri Mulyani di kbinet Jokowi: Pertama, memperbaiki perekeonomian nasional yang pertumbuhanya tidak membahagiakan dan Kedua, memudahkan Jokowi untuk berinteraksi dengan dunia internasional terutama yang menyangkut regulasi anggaran dan kaitanya dengan penyehatan APBN melalui kucuran dana internasional (IMF). Sososk Sri Mulyani sangat mumupuni untuk hal yang demikian, bukan hanya karena Sri Mulyani memiliki kapasistas tentang regulasi dan kebiakan tersebut, namun dunia internasional memperhitungkan keberadaannya sebagai salah satu bagian dari Bank Dunia.

Publik masih menaruh kecurigaan, apakah benar 2 hal tersebut tugas Sri Mulyani di Kabinet Jokowi? Karena selama ini kita melihat sososk Sri Mulyani dan Budiono adalah satu paket yaitu regulasi/kebijakanya pro pada kapitalis artinya kepentingan internasional dan asing masih akan mendominasi regulasi dan kebijakan Kementerian Keuangan ke depan. Jika hal ini yang akan terjadi, maka penggantian Menteri keungan tersebut sebenarnya tidak meberikan imbalan besar terhadap harapan dan perubahan pada masyarakat. Sosok Sri Mulyani dipertaruhkan pada situasi yang demikian demikian halnya presiden Jokowi.

Pada era pemerintahan SBY, sosok Sri Mulyani masih sangat dialogis dengan dengan presiden SBY, disampaing SBY memiliki independensi dalam memimpin, sosok SBY memiliki pemahaman yang baik terhadap permasalahan ekonomi makro dan mikro Indonesia didukung oleh staf khusus dan staf ahli presiden yang mumpuni sehingga komunikas dan kebijakan/regulasi yang di ambil sangat proporsional dan jelas arah dan orientasinya dengan dukungan kementerian lainnya yang kuat secara akademis dan politis demikian halanya hubungan internasionalnya.

Kali ini beda, Sri Mulyani berada situasi sangat berat dimana di saat pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan sosial serta kondisi pilitis belum stabil dengan dibayang bayangi lingkaran presiden yang dimungkinkan tidak sebanding dengan ekspetasi Sri Mulyani. Pada kondisi demikian kredibilitas dan keberadaan Sri Mulyani dipertaruhkan. Apakah Sri Mulyani leluasa melakukan manuver melalui pemikiran dan kebijakannya tanpa dibayang bayangi presiden dan unsur lainnya atau sebaliknya Sri Mulnyani di bayang bayangi atau di jadikan menteri untuk mengamankan sesuatu atau hanya melakukan kebijakan/regulasi standar tanpa ada gebrakkan yang besar.

Jika yang terjadi pada pilihan pertama yaitu Sri Mulyani diberikan keluasaan untuk merubah situasi yaitu pertumbuhan ekonomi dan perbaikan perekonomian nasional hingga daya beli meningkat, pengangguran berkurang dan kemiskinan berkurang serta devisa negara meonjak, maka Sri Mulayani dan Presdien akan diuntungan dengan situasi ini terutama untuk melengang kembali di pilpres 2017. Namun jika yang terjadi sebaliknya, yaitu Sri Mulyani dalam bayang banayang kepentingan dalam dan luar negeri, maka pergantian menteri dan hadirnya Sri Mulnyani hanyalah pengelabuan semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun