Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menggilas Sampah Bernilai Ekonomi

10 Februari 2016   11:39 Diperbarui: 10 Februari 2016   13:10 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jemberpost.com"][/caption]Jika kita melihat secara umum kondisi sungai di Indonesia sangat memprihatinkan karena sungai tidak lagi sebagai sumber air bersih dan pemandangan yang enak dan nyaman untuk di pandang karena sudah bercampur dengan berbagai jenis sampah baik organik dan anoragnik (padat dan cair), bahkan sampah tersebut mampu mendangkalkan sungai serta membunuh habitat di dalamnya. Dulu tahun 80' an seiring penduduk masih belum banyak dan industri belum meluas, sungai sungai sangat indah untuk dipandang dan manfaatkan baik untuk sumber air, kebutuhan rumah tangga dan menghasilkan ikan yang banyak. Saat ini sangat sulit kita untuk menjumpai situasi itu di pedesaan atau perkotaan. Sehingga sungai justru menjadi sumber penyakit dan menimbulkan pencemaran udara dan air.

Berbalik situasi di Indonesia dengan di luar negeri,jika di luar negeri sungai dijadikan sebagai icon/pusat rekreasi dan menghasilkan devisa negara karena efek dari fungsi wisata, jika di Indonesia sungai menjadi tempat pembuangan sampah. Diluar negeri semakin maju tingkat pendidikan dan industri sungai semakin bersih dan menarik, namun di Indonesia sebaliknya.

Saya tidak mengomentari dan membahas tentang efek sampah terhadap sungai, namun saya lebih tertatarik membahas apaya yeng menyebabkan masyarakat begitu tidak mencintai air dan sungai lagi. Pembuangan sampah sembarangan ternyata tidak hanya menjadi kebiasaan atau fenomena di desa saja, namun juga menjadi kebiasaan dan fenomena di Kota.

Sebagai bukti kongkrit kota kota besar di Indonesia terutama Jakarta masih belum mampu mengendalikan sampah sungai sehingga menimbulkan banjir reguler setiap tahunnya akibat penyumbatan penyumbatan sungai dari sampah sampah rumah tangga. Sungguh ironis dan memalukan sekapasitas Jakarta sebagai pusat ibu kota negara masih belum mampu menaklukkan masalah ini.

Ada beberapa penyebab apa yang membuat sampah melimpah di sungai sepanjang hari dan berdampak pada penurunan tingkat kesehatan masyarakat. 

1. Kebiasan Turun Temurun  dan Pengetahuan yang Rendah

Pada tempo dulu masyarakat hidup tanpa berbenturan dengan praturan peraturan mengikat dalam aktivitasnya terutama terkait dengan interaksinya dengan lingkungan. Mereka memilki kerangka berfikir dan keputusan tersendiri dalam melakukan tindakan salah satunya adalah dalam melakukan pemanfatan sumberdaya alam termasuk sampah terutama sampah rumah tangga. Di lain pihak saat itu studi studi atau reiset, pengetahuan tentang pengelolaan sampah belum hadir ditengah tengah masyarakat termasuk fasilitas pembuangan sampah.

Dengan demikian, masyarakat memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan sampah yang sangat mudah dan efektif terutama masyarakat yang tinggal disekitar sungai. Mereka memilki alasan klasik saat di ajukan pertanyaan, mengapa membuang sampah di sungai?(kebiasaan kami turun temurun, sungai mengalir sehingga sampah akan terbawa oleh air hingga ujung, kami tidak memiliki tempat pembuangan sampah, kami males untuk membuant di tempat sampah karena bau dan tidak segera di angkat oleh petugas dan seterusnya).

2. Kurangnya Perhatian Serius Pemerintah Terhadap Lingkungan dan Sampah

Jika ditelusuri lebih jauh baik prilaku di kota dan di desa, alasan masyarakat membuang sampah di sungai karena kemudahan masyarakat membuang sampah karena berdekatan dengan sungai, karena tempat sampah yang ada tidak memadai (over capacity) dan karena tidak ada sangsi terhadap aktivitas tersebut. 3 hal tersebut yang membuat prilaku membuang sampah disungai masih berlanjut dari masa ke masa walaupun faktor penyebabnya tidak jauh beda dengan masa masa sebelumnya. Kasus buang sampah di Jabodetabek terjadi lebih karena akses mereka kesungai lebih mudah,tidak tersedianya tempat sampah yang memadai dan karena mentalitas/prilaku.

Dari 3 masalah ini yang sangat sulit diperbaiki namun dimungkinkan untuk dilakukan adalah mentalitas/prilaku. Jika masalah akses ke sungai lebih mudah, bisa dilakukan tindakan tergas berupa sangsi berat, jika masalah kapasitas tempat sampah tidak memadai bisa melakukan perluasan ukuran dan penggunaan teknologi tepat guna. Masalah ke 3 saya rasa sebagai akibat dari masalah ke 1 dan ke 2 tidak ditangani secara maksimal oleh pemerintah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun