Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inilah Partai Pemenang Pemilu

25 Maret 2014   22:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu 2014 tidak hanya sebagai momentum untuk unjuk kekuatan kepemimpinan dan kaderisasi seluruh partai dihadapan rakyat/pemilih, namun juga sebagai langkah untuk memperbaiki kualitas prilaku politik dan penguatan sistem demokrasi. Dalam konteks ini, partai, pengurus, kader dan basis masanya tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan rutinitas dan agenda setiap kampanye kemudian mendapatkan output terpilihnya calegnya dan presiden yang diusungnya, lebih dari itu partai dituntut untuk menjaga eksistensi dan memberikan kontribusi terbaiknya untuk bangsa dan negara melalui proses pembangunan.

Tentu akan menyisakan suka dan duka bagi seluruh partai setelah pemilu dan pilpres berakhir, yaitu kekalahan dan kemenangan. Secara empiris upaya partai dalam mempengaruhi pemilih tidak hanya ditentukan oleh kekuatan performance partai namun juga ditentukan oleh efektivitas serta cara partai untuk bisa menaklhukkan pemilih melalui pendekatan logistik maupun logistik.

Partai dan calegnya yang lebih memilih pendekatan logistik saja dari pada pendekatan non loistik/kombinasi keduanya, akan lebih menerima luka yang sangat mendalam dan bisa berakibat hilang kesadaran/stres akibat sangat banyaknya pengorbanan material/logistik yang telah ditaburkan, jika orientasi pencalegkanya adalah jabatan/status sosial serta motif ekonomi. Untuk di Indonesia rata rata motif ini lebih dominan dari pada motif yang lain.

Partai dan calegnya yang memimilih pendekatan logistik dan non logistik, tentu akan lebih proporsional dalam menerima kekalahan milsanya tidak jadi mendapatkan kursi yang diimpikan. Jumlah caleg dan partai yang memiliki pendekatan ini dikatagorikan sebagai pendekatan yang rasional dan proporsional. Hal ini masih bisa terjadi karena masyarakat kita masih pragmatis dalam berpolitik, sehingga pendekatan logistik dan non logistik masih memungkinkan ditempuh. Pendekatan dua hal ini sekaligus melakukan sentuhan perasaan/hati/nurani kepemilih sekaligus memenuhi kebutuhan pribadi dan kolektifnya. Misalnya memberikan bantuan sosial dan pribadi, dan hal ini menjadi ternd hampir disemua partai walaupun kualitasnya berbeda beda.

Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan non logistik, yaitu partai dan calegnya hanya berjualan visi, misi dan program. Pendekatan ini identik dengan pendekatan personal dalam upaya mempengaruhi pemilih melalui pemikiran, membangun ikatan emosional dan tulus dalam pergerakan politiknya. Namun, cara ini tidak terlalu laris dan menyentuh pemilih dan sangat dimungkinkan akan memberikan hasil yang tidak optimal.

Cara yang paling idial diluar yang tiga diatas adalah pendekatan SEPANJANG WAKTU. Partai, Pengurus dan Kadernya tidak menempatkan Pemilu 5 tahun sekali sebagai ajang satu satunya untuk menghidupkan mesin politik dan cara mempengaruhi pemilih, namun ia menjadikan sepanjang waktu  mulai pemilu kepemilu berikutnya sebagai ajang menggulirkan program program partainya dan berupaya penuh selalu menyentuh dan merawat pemilihnya. Tentu ini bukan pekerjaan yang mudah, karena dituntut 3 hal yaitu kekuatan organisasi partai (program dan manajemen), kekuatan dan jumlah kader (daya tahan pergerakan) dan kekuatan infrastrukturdiluar partaai yang dimiliki didalamnya termasuk kemampuan financial serta modal sosial.

Model pendekatan ke empat ini tidak banyak dilakukan oleh partai partai di Indonesia walaupun sekapasitas Golkar dan PDIP serta partai lainya. Trend yang terbangun kedepan sepertinya partai harus mengarah pada model pendekatan model ke empat untuk menjinakkan hati pemilih. Hal ini seiring dengan semakin rasionalnya pemilih dalam menentukan pilihanya.Pemilih sudah mendapatkan informasi yang sangat terbuka terhadap partai dan prilaku pengurus dan kadernya melalui banyak media sosial dan kenyataan hidup sehari harinya. Oleh sebab itu, partai tidak bisa lagi membohongi atau mepengaruhi pemilih dengan cara cara kotor atau membius.

Jika, pemilih sudah memiliki cara berfikir yang demikian, maka akan menjadi ancaman bagi semua partai.bahwa untuk mempengaruhi pemilih tidak maksimal dengan pendekatan logistik dan non logistik saja, namun harus mengkombinasikan keduanya dengan menggulirkan sepanjang waktubukan 5 tahun sekali.

Partai juga harus menyadari, bahwa zaman sudah berubah serta pemilih juga berubah baik cara berfikir dan prilakunya. Jadi berjualan partai dengan gaya konvensional masa lalu (ORAB & ORLA) harus dijadikan pertimbangan dimasa reformasi.Pemilih mudaatau generasi peralihan orba ke reformasi dengan jumlah yang relatif besar sangat mempengaruhi pemilih yang lain dengan cara berfikir dan kekuatan idiologinya.Inilah yang belum dipresdiksi banyak partai kontestan 2014.

Tidak hanya faktor itu yang menjadi kunci dan kekuatan penting partai masa depan untuk mempengaruhi pemilih dan obsesinya melintasi kekuasaan, KUALITAS DAN INTELEKTUAL KADER YANG DIDUKUNG SOLIDITAS DAN DAYA JUANG PERGERAKAN menjadi kunci utama daya tahan partai dalam melakukan pergerakan politik. Sehingga biaya politik (logistik) akan jauh lebih kecil dibandingkan biaya sosial (non logistik) dalam menjalankan mesin dan visi misi partai. Partai yang demikian akan sangat inovatif di aspek kerja kerja sosial/riil/rasional/mendidik dibandingkan mengorbankan logistik/uang hanya untuk mempengaruhi pemilih sesaat atau menghandalkan opini dan pencitraan semu.

Lalu?siapakah partai pemenang sepanjang waktu demokrasi?Publik sudah bisa melihat bisa melihat tanda tanda dan prilakunya di kehidupan sehari hari baik di partlemen, kekuasaan atau bukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun