Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menyoalkan Rintangan Terbesar dalam Pembangunan Pertanian

4 Januari 2018   08:15 Diperbarui: 4 Januari 2018   09:32 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bisnis.liputan6.com

Tantangan pembangunan pertanian kedepan tidak hanya dihadapkan pada aspek teknis yaitu pengelolaan sistem budidaya dengan berbagai inovasi teknologi, namun lebih dari itu dihadapkan pada derasnya daya saing antar negara terutama terkait kualitas produk mentah dan jadi (konsumsi). Untuk menyikapi persaingan global tersebut setiap negara sudah menyiapkannya sejak lama melalui berbagai pendekatan pembangunan terutama dalam menguatkan sistem usahatani petani mulai dari hulu hingga hilir. 

Petani mendapatkan kepastian harga dan ketersediaan input-input produksi dengan harga yang terjangkau dengan mendapatkan berbagai subsidi baik melalui input produksi dan output produksi(harga), tidak hanya itu petani juga mendapatkan kepastian daya beli pasar baik permintaan domestik dan luar negeri. 

Pengelolaan dan sistem pertanian dengan pendekatan teknologi mejadi suatu keniscayaan oleh setiap negara, oleh karena itu syarat mutlak dalam menghadapi persaingan global adalah pengusaan teknologi pertanian yang mengarah pada pertanian yang efisien dan bernilai ekonomi tinggi. Dalam prinsip pertarungan dalam peperangan siapa yangmemiliki strategi jitu dan mengetahui kelemahan-kelemahan musuh itulah pemenangnya.

Situasi demikian bukanlah fiksi namun nyata dan sudah berlangsung sejak lama. Indikator utama keberhasilan pertanian selain diukur oleh pertumbuhan PDRB sektor pertanian yang tinggi sebagai agregat pertumbuhan riil juga dilihat dari pertumbuhan tingkat kesejahteraan petani yang relevan. 

Selain mengandung kontribusi dalam bentuk devisa negara sektor pertanian juga memiliki kontribusi besar dalam mengurangi angka kemiskinan dan potensi besar dalam menciptkan lapangan kerja terutama dalam menumbuhkan sentra-sentra indsutri pertanian didesa-desa. Untuk itu perlu ditempuh langkah-langkah holistik dalam menggulirkan setiap program dan kegiatan sektor pertanian yang fokus pada pemberdayaan petani menghadapi persaingan global. Syarat mutlak yang harus dimiliki pembangunan pertanian selain teknologi yang maju adalah terciptanya petani yang tangguh dan mandiri baik dari aspek teknis dan non teknis (kelembagaan).

Beberapa hal yang menjadi cacatan penting terhadap kelembagaan petani atau organisasi petani saaat ini adalah? Pertama, petani masih belum kuat/masih lemah dalam penguasaan teknologi terutama dalam adopsi teknologi varietas unggul baru dan pengusaan mekanisasi pertanian, Kedua, petani masih memiliki cara berfikir atau paradigma konvensional dalam mengelola sistem usahataninya, hal ini terlihat masih tertumpu pada tradisi yang turun menurun dalam budidaya pertanian sehingga nilai tambah atau produktivitas yang dicapai belum memadai, Ketiga, kelembagaan pertanian baik melalui kelompok tani dan gabungan kelompok tani belum solit/kuat terutama dalam menghadapi tekanan-tekanan harga pada saat panen raya melimpah (harga murah). 

Bergaining posisition petani belum mampu mepengaruhi kebijakan yang sifatnya merugikan kepentingan petani, fenomena harga anjlok beberapa komoditas hingga jangka waktu lama menunjukkan posisi petani sangat lemah, Keempat, petani belum mampu secara kolektif dan kelembagaan mengusai pasar dan akses terhadap input-input produksi, sehingga petani belaum mampu mendapatkan haknya melalui mekanisme harga secara layak. Efek dari dari situasi ini tidak sedikit jika kemudian banyak petani yang eninggalkan usahataninya beralih pada profesi lain dengan menjual atau alih fungsi lahanya (konversi), dan Kelima, Sumberdaya Manusia di sektor pertanian sekamin berkurang seiring dengan semakin menjauhnya pemuda-pemuda atau generasi petani yang berpendididkan tinggi meninggalkan aktivitas peratnian karena lebih tertarik pada aktivitas sektor lainnya.

Lima aspek tersebut yang membayang-bayangi perjalanan pembangunan pertanian kedepan selain aspek-aspek lain yang menjadi hambatan, misalnya keterbatasan alokasi anggaran dan masih belum maksimalnya koordinasi lintas sektor yang mensupport sektor pertanian. Untuk itu pemerintah bersama seluruh stakeholder terutama petani sebagai tulang punggung kemajuan sektor pertanian dengan dukungan regulasi yang berpihak penuh kepada petani harus mampu mengatasi 5 hambatan penting diatas. 

Memang tidak semudah mebalikkan telapak tangan dalam mengubah situasi tersebut karena menyangkut ratusan juta petani dan berbagai dimensi kultur yang ada, namun langkah untuk melakukan perubahan tersebut harus segera ditempuh secara sistematis agar kemajuan dan kemampuan sektor pertanian Indoensia menjadi harapan dan masa depan yang dibanggakan. Pertanian harus tampil maju dan memiliki kontribusi besar dalam pembangunan kedepan terutama dalam pertarungan pasar global.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun